

Sarang – Peti jenazah pasien positif Covid-19 dibongkar dan dibuang ke pinggir laut, Minggu (12 Juli 2020) sekira pukul 10.30 Wib. Peristiwa yang terjadi di Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang ini diduga karena pihak keluarga tidak mau pemakaman jenazah menggunakan standar protokol kesehatan Covid-19.
Menurut informasi yang dikumpulkan dari sejumlah sumber, menyebutkan semula ada wanita berusia 45 tahun, warga Desa Karangmangu Kecamatan Sarang meninggal dunia di ruang isolasi RSUD dr. R. Soetrasno Rembang, Minggu pagi. Pasien tersebut positif Covid-19, namun juga mempunyai riwayat penyakit asma dan diabetes.
Pihak keluarga yang menunggu jenazah di RSUD menolak apabila pemakaman menggunakan standar protokol kesehatan. Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kecamatan Sarang, kemudian berkoordinasi dengan pemerintah desa Karangmangu, guna memberikan penjelasan kepada keluarga korban.
Akhirnya keluarga korban yang berada di rumah sakit maupun di rumah duka, sepakat pemakaman sesuai protokol Covid-19, dengan syarat jenazah disholatkan dulu di mushola setempat.
Setelah mobil pembawa jenazah tiba di depan Mushola Al Huda Desa Karangmangu, ada seseorang yang diduga memprovokasi warga sekitar. Tak berselang lama, peti jenazah diambil paksa. Jenazah diangkat, untuk dimandikan dan dishalatkan di rumah. Sedangkan peti jenazah dibuang ke laut.
Sempat terjadi perdebatan antara petugas dengan warga, karena petugas berpendapat ketika ada pasien positif Covid-19 meninggal dunia, prosesi pemakaman melalui prosedur ketat, untuk menghindari kemungkinan penularan. Namun karena jumlah warga cukup banyak dan tetap bersikukuh, petugas akhirnya memilih menghindar, sekaligus menjauhi lokasi tersebut.
“Ada pak polisi dan TNI di sekitar lokasi. Tapi tidak kuasa mencegah pengambilan jenazah mas. Suasananya tegang, cepat sekali soalnya, “ kata seorang warga setempat.
Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Rembang, Arif Dwi Sulistya menanggapi peristiwa tersebut menjadi pembelajaran bersama, agar semua pihak mau mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Hal itu juga sebagai bahan evaluasi Gugus Tugas, agar tidak terulang lagi di kemudian hari.
“Langkah selanjutnya melakukan tracking siapa saja yang ikut memandikan dan memulasarakan jenazah, untuk dilakukan rapid test maupun tes swab, “ ungkap Arif.
Atas kejadian ini, pihak Polsek Sarang sudah mendatangi TKP bersama petugas Gugus Tugas Covid-19. Mereka juga mengambil foto peti jenazah yang dibuang ke pinggir laut dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi. (Musyafa Musa).
Halo salam r2b, bolehkah saya memberi penjelasan dr pihak keluarga atas kejadian tsb
Monggo, silahkan disampaikan. Suwun.
Jadi gini, awal mula sakit gara2 kaget ada msalah materi yg mendadak( gak bisa diceritakan) karna terlalu dipikir beliau jd sakit smpai lemes badanya, terus di periksakan ke dokter setempat di bilang tipes, karna tdk ada perubahan dirujuk ke puskes sarang selama 5 hari di bilang tipes jg, karna batas dipuskes sdh habis dikasih pilhan pulang atau rujuk ke rembang, suami alm memilih rujuk ke rembang,tgl 3 sampai di RS rembang lgsung dicurigai covid, si alm jd down mentalnya ditambah lg di ruang isolasi yg ga boleh di jenguk sama sekali, hari berjalan almh kondisinya agak membaik tinggal batuk saja, tau kondisinya karna dibawain hp dr keluarga (lewat vc), perawat dibagian ruang informasi bilang positip atau enggaknya nunggu hasil tes keluar 2-3hr, pihak RS akan mengabari pihak keluarga klo hasilnya sdh keluar, karna belum ada kabar, tgl 8 pihak keluarga tanya pihak rs melalui wa(ada buktinya) jawabanya masih belum tau, hari sabtu alm dipindah ke lantai 2 yg sebelumnya di lantai 4, itupun pihak RS tidakengabari pihak keluarga yg sebelumya bilang akan dikabari kalo pindah kamar, untung saja almh di jadiin satu ruangan bareng tetangganya yg sakit, istri tetangganya selaku yg menemani ngasih tau keluarga kalo si alm sdh pindah disatuin 4 pasien dlm 1 ruangan, hari minggu sekitar jam stngah 2an pagi pihak keluarga dikabari istri tetangga yg sakit itu kalo si almh sdh tidak bernyawa, dan anehnya pihak RS memberikan hasil ke pihak keluarga klo si alm positip covid setelah meninggal, kenapa gak sebelum meninggal memberi kabar? padahal di RS itu sejak tgl 3 juli, yg jd masalah itu PIHAK RS TIDAK MENGABARI SOAL PINDAH KAMAR BAHKAN SAMPAI MENINGGALPUN TIDAK MENGABARI malah istri tetangganyg sakit itu yg ngasih tau semuanya. Dari situlah yg membuat pihak keluarga tidak terima dan tidak percaya dari pihak RS sampai terjadi kejadian seperti itu, terus kalo emang positif kenapa di satuin sama pasien yg lain yg sebelumnya sendirian? begitulah mula terjadinya kejadian itu, maaf kalo terlalu panjang kata-katanya, terima kasih
Suwun penjelasannya. Biar diakses oleh pembaca untuk tambahan informasi. Sekali lagi matur nuwun. Kami ikut mendo’akan semoga arwah almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Keluarga almarhumah senantiasa sabar menghadapi qada qadarnya Allah SWT.
iya mas terima kasih sdh dikasih tempat untuk mengutarakan unek-unek, saya sbg keluarganya merasa dikucilkan