Meski Di Pinggir Hutan, Namun Desa Ini Punya Dua Ikon Yang Menarik Perhatian
Alun-Alun mini dan patung bulus, dua ikon Desa Mlatirejo, Kecamatan Bulu.
Alun-Alun mini dan patung bulus, dua ikon Desa Mlatirejo, Kecamatan Bulu.

Bulu – Meski berada di daerah pinggiran hutan, namun Pemerintah Desa Mlatirejo (Malat-Red), Kecamatan Bulu bertekad untuk tidak mau ketinggalan. Mereka kini mempunyai dua proyek ikon desa, yang tidak banyak dimiliki desa-desa lain.

Keduanya yakni patung bulus raksasa di pinggir jalan masuk menuju desa, tepatnya perbatasan antara Kecamatan Bulu dengan Kecamatan Sumber, kemudian alun-alun mini di depan Balai Desa Mlatirejo.

Kepala Desa Mlatirejo, Ngadiman, Senin siang (29 Juni 2020) mengatakan patung bulus tersebut sebagai penanda, supaya warga luar desa yang ingin datang ke Mlatirejo, tidak kebingungan.

“Soalnya warga yang belum tahu Mlatirejo, pas datang ke sini kerap bingung, aksesnya dari mana. Bahkan ada pula yang tersesat kebablasen. Makanya kita kasih patung bulus, biar mudah jadi pengingat sekaligus tanda, “ kata Kades.

Dipilihnya bulus, karena di sebelah selatan Desa Mlatirejo terdapat Gua Sarojeh, sebuah gua yang berada di dalam sungai dan kedepan akan dikembangkan untuk obyek wisata. Menurut cerita turun temurun sesepuh desa, di Gua Sarojeh itu, dulu ada hewan bulus.

“Saya sendiri belum pernah masuk ke Gua Sarojeh, jujur saja takut mas. Tapi di situ dulu ada bulusnya, nah makanya kita pilih jadi ikon desa, “ imbuhnya.

Ngadiman menambahkan pembangunan patung bulus sudah selesai, dengan alokasi anggaran dari dana desa sekira Rp 55 Juta. Sementara untuk alun-alun mini habis Rp 70 Juta, namun belum tuntas secara keseluruhan. Mengingat anggaran tahun ini, tersedot pula untuk penanganan Covid-19, sehingga tahun 2021 perlu ditambah anggaran lagi, guna menyelesaikan penataan alun-alun mini.

“Patung tinggal finishing, mau dicat ini mas. Lhah yang alun-alun, kalau mau selesai 100 %, butuh anggaran Rp 125 Juta. Karena tahun ini terkendala Covid, ya kita lanjutkan tahun depan. Alun-alun bisa untuk sarana santai atau olahraga, ya biar untuk perbandingan antara pemerintahan desa dulu dengan sekarang, “ beber Ngadiman.

Nantinya setelah ada dua ikon tersebut, pihak desa ingin menggabungkan sejumlah potensi desa, untuk bisa menarik warga dari luar kampung mau datang ke Mlatirejo. Tak hanya Gua Sarojeh, tapi juga potensi buah-buahan yang banyak tumbuh di perbukitan selatan desa. Diharapkan hal itu dapat mengangkat perekonomian masyarakat. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan