Lasem – Banyak cara untuk semakin mengenalkan batik tulis Lasem, meski di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Salah satunya dengan memanfaatkan sisa potongan kain batik, untuk diolah menjadi masker dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Seperti yang dilakukan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang yang tinggal di Kabupaten Rembang. Mereka bekerja sama dengan Ningrat Batik Desa Sumbergirang Kecamatan Lasem, sebagai bentuk kepedulian mencegah penularan Covid-19.
Perwakilan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Mohammad Faisol Rifai mengaku mengambil sisa-sisa potongan kain batik dari Ningrat Batik. Setelah itu diserahkan kepada penjahit, untuk dikemas menjadi masker.
Begitu jadi, langsung dibagikan kepada masyarakat, terutama kaum remaja yang sedang nongkrong di warung kopi, tanpa memakai masker.
“Jadi target kami warung kopi yang banyak remaja berkerumun. Mereka yang nggak pakai masker, kita kasih masker gratis, “ ungkap Faisol, Minggu (28/06).
Pemuda warga Desa Japeledok Kecamatan Pancur ini menambahkan kegiatan tersebut bermula dari rasa keprihatinan, melihat masih banyak kawula muda berkerumun dan tidak menggunakan masker. Selain itu, ia bersama rekan-rekannya juga ingin membantu promosi batik tulis Lasem, meski dalam bentuk masker.
“Saya melihat banyak remaja seusia saya masih banyak yang berkerumun, dan mereka juga tidak mengenakan masker padahal sudah dihimbau berulangkali. Kalau bentuk baju biasanya kan dipakai saat acara formal saja. Harapan kami ketika dikasih masker batik, setiap saat dapat dipakai, “ imbuh Faisol.
Faisol membeberkan sebagai bentuk kecintaan terhadap batik tulis Lasem, ia aktif melakukan kampanye melalui media sosial Instagram, dengan cara menyebarluaskan hastag #BatikLasemKece. Tujuannya, supaya Batik Lasem yang sudah terkenal, akan semakin mendunia. (Musyafa Musa).