Rembang – Efek Corona bagi sektor perekonomian di Kabupaten Rembang tergolong luar biasa, karena memukul banyak pihak. Bahkan Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyebut sudah sangat mengerikan.
Saat wawancara dengan Reporter R2B, Jum’at siang (27 Maret 2020), Bupati mencontohkan anjloknya harga ikan di pasaran membuat nelayan kelimpungan. Jangankan meraih untung, untuk menutupi biaya operasional saja masih keberatan. Hafidz menimpali harga ikan tongkol semula kisaran Rp 800 ribu per basket, kini dijual Rp 250 ribu saja sulit laku.
“Ini karena memang nggak ada yang beli. Dampak corona luar biasa. UMKM kita juga ikut merasakan, terancam gulung tikar, “ beber Bupati.
Abdul Hafidz mengakui belakangan ini sering ditanya oleh warga, menyangkut cicilan atau angsuran membayar hutang bank, tidak akan ditagih selama 1 tahun, mengingat wabah corona berimbas buruk terhadap dunia ekonomi. Ia membenarkan Presiden Joko Widowo sudah pernah mengumumkan hal itu, tapi bukan berarti langsung diberlakukan. Menurutnya, perlu petunjuk lebih rinci dari kementerian maupun lembaga terkait.
“Penundaan angsuran atau cicilan bank ini yang menjadi perbincangan dan pergunjingan masyarakat. Saya tiap hari ditanya oleh banyak warga tentang masalah itu. Pak kulo kok isih ditagih bank, ya kan gak mungkin pak Presiden bilang gitu, terus hari ini langsung berlaku, “ ujarnya.
Maka Bupati meminta untuk bersabar menantikan rumusan dari pemerintah pusat. Selama belum ada petunjuk teknisnya, aturan lama masih berlaku.
“Selama belum ada keputusan dari kementerian, ya pakai aturan yang masih berlaku saat ini. Bukan kok ditagih bank, malah nggak mau, jangan begitu, “ imbuh Hafidz.
Disinggung anggaran dari Pemerintah Kabupaten Rembang untuk menangani efek corona, Bupati tidak menyebutkan secara detail angkanya. Ia menyampaikan karena kondisi saat ini tak terduga menghadapi wabah penyakit, Pemkab diperbolehkan mengalihkan anggaran yang sudah ditetapkan, untuk penanganan virus covid-19. (Musyafa Musa).