

Rembang – Manajemen yang mengelola tim PSIR Rembang harus dirombak total. Desakan itu mencuat ketika program talk show Halo Bupati dan gerakan pembagian 1000 Bola di Aula SMA N I Pamotan, Jum’at (07 Februari 2020).
Kusminanto, Kepala Desa Bangunrejo, Kecamatan Pamotan menilai tidak ikutnya PSIR dalam kompetisi Liga 2, sehingga mengakibatkan Laskar Dampo Awang terdegradasi ke Liga 3, menunjukkan bahwa manajemen PSIR tidak pantas dipertahankan. Maka ia mendesak untuk diganti saja dengan tokoh-tokoh yang berkompeten.
“Saya mohon kepada pak Bupati untuk manajemen PSIR, kurang canggih dalam segi olahraga. Untuk itu, mohon diganti. Biar nantinya Rembang menjadi hebat, Rembang joss, “ kata Kusminanto.
Menanggapi pendapat tersebut, Bupati Rembang, Abdul Hafidz menjelaskan setelah tim PSIR masuk ke Liga 3, tidak lagi ditangani Perseroan Terbatas (PT), seperti halnya Liga 2 lalu.
Maka Pemkab Rembang baru bisa mengintervensi melalui anggaran, untuk menghidupi PSIR. Termasuk dalam pembentukan manajemen yang akan mendampingi PSIR. Bupati menyarankan agar pemain diseleksi secara profesional, bukan atas dasar kedekatan atau senang tidak senang. Kalau bisa 80 % merupakan pemain lokal Kabupaten Rembang.
“Kalau dulu waktu Liga 2, anggaran pemerintah nggak boleh membiayai, soalnya tanggung jawab penuh PT. Kami membantu di balik layar, dalam hal penggalangan dana. Yang terpenting, sekarang cari pemain dengan benar, dari kaca mata pelatih seperti apa, “ tandasnya.
Liga 3 sendiri merupakan liga amatir, yang jadwalnya sampai sekarang masih belum jelas. Tapi jika berkaca pada tahun sebelumnya, kompetisi tingkat regional Jawa Tengah berlangsung sekira bulan Juli – September. Setelah tingkat regional selesai, tim yang lolos kemudian maju ke putaran nasional. (Musyafa Musa).