Rembang – Para pecinta olahraga skateboard di Kabupaten Rembang bingung mencari lokasi untuk latihan. Padahal jumlah warga yang menggandrungi olahraga tersebut semakin banyak. Setelah dilarang latihan di sekitar Perempatan Jaeni, kini mereka terpaksa mengandalkan kawasan Alun-Alun Rembang tiap Kamis malam atau Minggu pagi.
Muhammad Hamzah Fahmi, pecinta olahraga skateboard dari Desa Soditan Kecamatan Lasem menjelaskan beberapa waktu lalu pernah mencoba latihan di pinggir Jl. Kartini, dekat Perempatan Jaeni. Namun dilarang warga, karena lalu lintas ramai, khawatir membahayakan pengguna jalan lainnya.
Saat pindah ke Alun-Alun Rembang, ada pula pedagang yang memarahi. Karena tidak ada tempat lain yang layak, pecinta skateboard tetap nekat memakai Alun-Alun.
“Biasanya ada 8 sampai 10 orang yang main skateboard. Karena pindah-pindah, ya terpaksa tiap latihan bongkar pasang box sama rel, sarana penunjang main. Box untuk sejauh mana saat meluncur, sedangkan rel berfungsi untuk latihan keseimbangan. Seringnya kita naikkan sepeda motor. Selesai latihan, kita bawa lagi, “ ujarnya.
Penggemar olahraga skateboard lainnya, Muhammad Maulana Ramdani berharap Pemkab Rembang tanggap. Ia mendesak ada tempat latihan permanen. Kalau belum mampu, kawasan taman pun bisa dimanfaatkan dan tinggal dilengkapi sarana penunjang.
Menurut remaja warga Desa Sumbergirang Kec. Lasem ini, sebenarnya di Kab. Rembang banyak peminat skateboard. Tapi lantaran tidak tersedia tempat latihan yang memadai, sehingga enggan mengembangkan bakat.
“Penginnya punya tempat skate sendiri, biar lebih enak. Kalau di Alun-Alun kondisinya kurang memadai. Alun-alun masih dipakai, soalnya mau kemana lagi, nggak ada, “ keluh Maulana.
Kepala Seksi Keolahragaan Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kab. Rembang, Haryanto ketika dikonfirmasi menyatakan pihaknya belum berencana membangun arena skateboard.
“Sampai tahun anggaran 2020, belum ada rencana tersebut. Anggaran dan lokasi yang menjadi bahan pertimbangan, “ kata Haryanto. (Musyafa Musa).