Sale – Kasus ternak sapi mati dalam waktu beruntun meresahkan masyarakat Desa Rendeng, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang. Sapi semula sehat, tapi tiba-tiba dalam waktu kurang dari 15 menit langsung ambruk dan akhirnya mati.
Kepala Desa Rendeng, Kecamatan Sale, Imam Sugiarto, Kamis pagi (21 November 2019) menjelaskan sejumlah sapi yang mati langsung dikubur. Namun ada pula warga mengetahui lebih cepat gejala-gejala mencurigakan yang dialami ternak sapinya. Belum sampai mati, ternak sapi kemudian disembelih. Fenomena tersebut terjadi paling banyak di kawasan RT 04, tapi antar rumah warga saling berjauhan. Kalau ditotal, sudah ada sekira 10 ekor sapi.
“Jadi warga yang lapor ke saya, pagi sampai sore sapi sehat. Malamnya itu bilangnya ada angin kencang, sapi loncat-loncat. Habis itu ambruk. Ada yang sebelum mati, langsung dibeleh. Soalnya mereka juga belajar dari pengalaman sebelumnya, sapi yang seperti itu matinya cepet, “ tuturnya.
Imam menambahkan kasus sapi mati berentet semacam ini, baru kali pertama terjadi, tepatnya sekira dua bulan terakhir. Warga tidak mengetahui penyebab ternak sapi mati. Kalau dari soal pakan, menurutnya selama ini wajar-wajar saja. Semenjak muncul peristiwa itu, masyarakat di kampungnya resah. Bahkan tiap malam harus siaga menjaga ternak mereka.
“Untuk pakan, selain cari rumput sendiri, warga kalau pun beli tebon jagung ya dari kampung sini juga. Karena matinya mendadak, jadi warga tiap malam sampai subuh, sibuk menjaga sapi. Kami ya heran, nggak tahu apa penyebabnya. Yang jelas sebelum mati, mulut sapi berbusa,“ imbuh Imam.
Pemerintah Desa Rendeng, Kecamatan Sale sudah melaporkan kasus sapi mati kepada pihak Kecamatan Sale, serta Dinas Pertanian Dan Pangan. Imam berharap diketahui penyebabnya, sehingga masyarakat pemilik sapi bisa mengantisipasi dengan langkah-langkah solusi pencegahan. (Musyafa Musa).