“Dulu Kadang Didudut Saklembar Ronglembar, Sekarang Sistemnya Beda…”
Bupati Rembang, Abdul Hafidz saat berbaur bersama masyarakat.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz saat berbaur bersama masyarakat.

Rembang – Pemerintah Kabupaten Rembang mengoptimalkan transaksi non tunai atau tidak cash, guna menekan praktek pungutan liar. Semua transaksi, termasuk penyaluran bantuan uang, dikirim langsung melalui transfer rekening bank.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz menjelaskan kalau dulu sistemnya tunai, terkadang nominal bantuan dikurangi. Makanya ia berharap melalui cara baru sekarang, tidak ada lagi pungutan liar yang dapat merugikan masyarakat.

“Sistem ini dibangun untuk menghindari pungutan-pungutan. Kalau dulu berupa uang cash, kadang didudut (diambil-red) selembar rong lembar. Sekarang clear and clean, tidak ada namanya pungutan atau esek-esek, nggak ada, “ ujarnya.

Hafidz mencontohkan saat pergi berdinas ke Jakarta, bekal uang tidak diterima dalam bentuk tunai. Melainkan juga dikirim ke rekening bank.

Ia menambahkan perputaran uang pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Rembang setiap tahun sekira Rp 1,9 Triliyun. Mungkin akan muncul anggapan Bupati enak, karena menguasai uang sangat besar, padahal prakteknya bukan seperti itu.

“Nilai APBD Rp 1,9 Triliyun, walah kuwi pak Bupati lak emoh-emoh duwit. Yang tahu ya yang menerima, saya serupiahpun nggak tahu. Tahunya dari rekening bank, oh saya dapat bayaran sekian. Kebetulan dalam pengelolaan keuangan, kita sudah dapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK, “ tandasnya.

Terkadang muncul keluhan dari masyarakat yang memperoleh bantuan, karena mereka harus membuka rekening dulu di Bank Jateng, sedangkan jumlah uang yang diterima tidak seberapa.

Khusus untuk korban bencana, seperti kebakaran, Bupati menekankan Bagian Kesra harus lebih aktif turun tangan membantu mengurus.

“Jangan yang sudah susah rumahnya habis terbakar, malah tambah susah lagi. Kesra harus aktif jemput bola, “ perintah Hafidz. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan