Sarang – Ribuan orang menggelar sholat ghaib di rumah duka, kediaman Kiai Maimoen Zubair di Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Selasa malam (06 Agustus 2019). Banyaknya umat yang datang, mengakibatkan arus kendaraan di jalur Pantura sempat macet.
Seusai sholat Maghrib berjamaah, umat melanjutkan dengan sholat ghaib di depan rumah Kiai Maimoen Zubair. Setelah itu, berlangsung do’a tahlil. Kegiatan tersebut diadakan secara bergilir, karena keterbatasan tempat. Sedangkan warga yang datang semakin ramai.
Salah satu putera Kiai Maimoen Zubair, Taj Yasin yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah menyampaikan terima kasih atas kepedulian masyarakat.
Ketika ditanya tentang firasat, Taj Yasin menceritakan pesan Kiai Maimoen Zubair, sebelum berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Mbah Moen (panggilan akrab Kiai Maimoen Zubair-Red) sempat menyampaikan kamarnya sudah dikunci rapat. Kamar baru boleh dibuka, jika Kiai Maimoen meninggal dunia.
“Waktu itu pikiran saya sudah nggak karu-karuan. Apalagi beliau memegang tangan saya erat, sambil memandangi saya. Saya berusaha menepis, tidak. Tapi mungkin hal itu menjadi pesan abah, sebelum berpulang ke rahmatullah, “ ungkap Taj Yasin.
Taj Yasin menambahkan sepeninggal Kyai Maimoen Zubair, total ada 10 anak Kiai Maimoen Zubair yang siap melanjutkan pengabdian Mbah Moen. Utamanya dalam mengembangkan pondok pesantren Al-Anwar maupun pendidikan formal.
“Beliau sangat concern di bidang pendidikan. Sudah ada pembagian yang jelas di antara saudara-saudara kami, untuk melanjutkan. Sudah ditata, siapa yang di pondok putera, siapa yang di pondok puteri, “ imbuhnya.
Pada Rabu pagi (07 Agustus 2019), Taj Yasin bersama sang kakak, Majid Kamil akan bertolak ke tanah suci, untuk berziarah ke pusara makam Kiai Maimoen Zubair.
Sementara itu, di depan gapura masuk menuju kediaman Kiai Maimoen Zubair, tampak polisi hilir mudik mengatur lalu lintas di jalur Pantura, hingga Rabu dini hari. Antrean kendaraan sempat mengular sepanjang hampir 4 kilo meter. Lantaran diterapkan sistem buka tutup jalan, sehingga kendaraan dari dua arah melaju bergantian. (Musyafa Musa).