Sumber – Kabupaten Rembang dianggap menerima durian runtuh, dalam pembagian participating interest (PI) atau semacam saham pengelolaan sumur gas di Desa Krikilan, Kecamatan Sumber. Pasalnya, kesempatan saham 10 % tersebut, hanya diperuntukkan bagi Kabupaten Rembang dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan Kabupaten Blora tidak mendapatkan bagian sama sekali.
Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Rembang Migas Energi, Zaenul Arifin menjelaskan hal itu sudah menjadi keputusan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Tinggal nantinya Gubernur Jawa Tengah yang menetapkan prosentase pembagian, untuk Jawa Tengah maupun Kabupaten Rembang. Tapi ia berharap bisa dipecah masing-masing 5 % agar adil.
Kebetulan Gubernur Jawa Tengah telah menerima surat penawaran PI dari Pertamina Hulu Energi (PHE) Randugunting, selaku kontraktor kerja sama. Saat ini Pemprov Jawa Tengah sedang menyiapkan pembentukan BUMD Migas khusus PI.
“Saya bilang Rembang dapat durian runtuh. PHE Randugunting sudah mengebor 4 titik di Kab. Blora, namun nggak layak. Kemudian ngebor titik terakhir di Kab. Rembang, ternyata bagus hasilnya. Kami cek, pak Gubernur sudah menerima surat penawaran dari PHE Randugunting menyangkut 10 %. Sekarang tergantung pak Gub, apakah fifty fifty dengan Rembang. Itu kan duwit gratisan, karena tiap tahun kita dapat deviden, ya rezeki anak soleh, “ bebernya.
Zaenul Arifin menambahkan jika benar Kabupaten Rembang mendapatkan 5 % saham, diperkirakan akan menerima pemasukan antara Rp 3 – 7 Miliar per tahun, hanya untuk titik 1 sumur. Apabila pengeboran sumur gas bertambah, maka deviden yang diterima akan semakin besar.
Selain masalah pengelolaan saham yang sudah diputuskan, pihaknya bersama perusahaan mitra dari group Super Capital kini juga merencanakan pembangunan kilang gas. Hingga hari Jum’at (26/04) masih menunggu surat alokasi gas dari kementerian ESDM. Setelah perjanjian jual beli gas dengan pemerintah beres, pembangunan kilang akan dimulai. Menyangkut tempat, pihaknya sudah ada sejumlah alternatif. Namun ia belum bisa membukanya kepada publik, demi menghindari gejolak pro kontra. Tapi yang jelas berada di Kecamatan Sumber.
“Jadi untuk kilang ini merupakan bagian dari Migas hilir. Kami dengan perusahaan mitra masih menunggu surat alokasi gas. Kalau ditanya kilang mau dibangun di mana, jujur saja jika saya buka sekarang takut akan ramai, “ imbuhnya.
Pria asli Desa Sawahan, Rembang ini memperkirakan kalau semua tahapan lancar, bulan Mei 2019, ground breaking pembangunan kilang gas di Kecamatan Sumber sudah bisa dimulai. (Musyafa Musa).