Rembang – Budaya cek deteksi dini untuk mengantisipasi kanker payudara maupun kanker rahim di Kabupaten Rembang sudah cukup baik. Namun sosialisasi perlu terus ditingkatkan untuk memberikan pemahaman kepada kaum ibu-ibu, betapa pentingnya sistem deteksi dini, guna mengetahui serangan penyakit lebih awal.
Atiqoh Ganjar Pranowo, isteri Gubernur Jawa Tengah, menyampaikan masalah itu ketika mengunjungi Puskesmas Rembang I dan Rembang II, Kamis (25 April 2019). Kunjungan tersebut dalam rangkaian kegiatan puncak peringatan Hari Kartini ke-140 tingkat Provinsi Jawa Tengah, yang kebetulan dipusatkan di Kabupaten Rembang.
Atiqoh mengungkapkan saat berbincang dengan pasien, ada ibu yang sudah memeriksakan deteksi kanker rahim sejak lama. Tapi ada pula yang baru kali pertama ini. Ia memperkirakan penyebabnya karena rasa malu atau takut. Meski masih sehat sekalipun, ia mengajak kaum ibu lebih aktif memeriksakan diri. Kalau memang terbebas dari penyakit mematikan tersebut, tentu akan disambut baik. Tapi sebaliknya jika muncul tanda-tanda serangan kanker payudara maupun kanker rahim, setidaknya penanganan jangan sampai terlambat.
“Sama lah seperti general check up, orang banyak yang takut kalau mengetahui penyakitnya. Padahal kalau nggak deteksi dini, nggak ayem lho. Dengan deteksi dini, kalau ketahuan kan treatmennya bisa dilakukan cepat. Ayo ibu-ibu jangan malu. Nanti ibu bidan maupun dokter akan menunjukkan cara-cara mendeteksi sendiri di rumah, ada gejala nggak, “ tutur Atiqoh.
Atiqoh menambahkan semangat yang dibawa selama peringatan Hari Kartini tahun ini adalah bagaimana perempuan ikut memberikan kontribusi ekonomi kepada keluarga, sehingga bisa membantu menurunkan angka kemiskinan. Ia berpendapat jika keluarga kuat, maka negaranya juga akan kuat.
“Kita mengusung tema ketahanan keluarga, mulai dari pemberdayaan perempuan. Dari sektor keluarga dulu, sektor paling kecil. Harapannya meski beraktivitas di rumah, namun ibu-ibu tetap bisa memberikan kontribusi terhadap ekonomi keluarga, “ imbuhnya.
Seusai mendatangi Puskesmas Rembang I dan Rembang II, isteri Gubernur Jawa Tengah bersama rombongan menuju Pendopo Museum Kartini Rembang, untuk mengikuti puncak peringatan Hari Kartini bersama ratusan wanita dari berbagai organisasi di Kabupaten Rembang dan Kabupaten/Kota lain se Jawa Tengah.
Dalam kegiatan tersebut dilaunching Silabus Kartini Mengajar dan penandatanganan Deklarasi Pemberdayaan Perempuan melalui Kartini Mengajar. Silabus itu atas kerjasama dengan Bank Indonesia dan Tim Penggerak PKK Jawa Tengah.
Silabus berisi tentang berbagai pembelajaran untuk perempuan, misalnya tentang pertanian, nelayan, pembatik dan bagaimana mengelola keuangan termasuk memasarkan produk melalui online.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hadir berharap Kartini- Kartini masa kini harus masuk di era teknologi informasi, seperti lompatan peradaban yang dilakukan RA Kartini pada masanya. Terkait silabus Kartini Mengajar, Ganjar menganggap terobosan yang bagus untuk meningkatkan kualitas perempuan.
“Silabus Kartini mengajar itu sangat bagus, itu ada usaha untuk memperbaiki kualitas. Quality Improvment ini yang perlu disampaikan, dan ini menunjukkan kepekaan, jika perempuan ingin disamakan laki- laki maka harus ada tindakan khusus yang mendorong dan memberikan ruang terbuka untuk perempuan, seperti pelatihan-pelatihan dan seperti juga kartini mengajar ,” terangnya.
Diakhir puncak Peringatan Hari Kartini, Atikoh Ganjar Pranowo bersama tamu undangan berkunjung ke gedung tempat RA Kartini mengajar di pojok utara komplek museum. Setelah itu dilanjutkan nonton bareng film pendek sejarah RA Kartini di ruang audio visual Komplek Museum RA Kartini (Musyafa Musa).