Sluke – Pihak Desa Labuhan Kidul, Kecamatan Sluke mengantisipasi agar pembuatan septic tank dalam rangka program bebas buang air besar (BAB) sembarangan, tidak menimbulkan dampak pencemaran pada sumur warga.
Kepala Desa Labuhan Kidul, Sulispriyono menjelaskan kondisi tanah di kampungnya kebanyakan berbatu, sehingga struktur semacam itu rentan terhadap rembesan. Maka untuk mengurangi kemungkinan pencemaran, setiap 5 kepala keluarga, septic tank nya dijadikan 1.
“Nanti lihat lokasi ketika satu lokasi bisa digunakan untuk berjamaah, katakanlah 5 orang dibuatkan satu lobang maka bisa ngirit. Ketika masing-masing warga membuat jamban, dikhawatirkan imbasnya akan mengotori air sumur yang dikonsumsi masyarakat, ” bebernnya.
Sulispriyono menambahkan pada tahun 2018 ini, pemerintah desa mengucurkan dana desa sebesar Rp 150 Juta, guna mendukung program jambanisasi. Dengan rincian, setiap kepala keluarga mendapatkan bagian Rp 3 juta, plus satu buah kloset.
Anggaran tersebut diploting bagi 260 kepala keluarga, yang belum memiliki jamban sehat. Untuk membebaskan warga setempat dari buang air besar sembarangan (BABS) warga yang mendapatkan bantuan, diminta bergotong royong, selama proses pembuatan.
“Dari 1.600 an KK, yang belum punya sekitar itu sekitar 260 an. Karena Desa Labuhan Kidul ingin bebas ODF, maka Pemerintah desa mengangarkan dana desa, Rp 150 juta untuk membantu warga yang tidak punya jamban. Kami siapkan material, sedangkan tenaganya kerja bhakti, “ imbuhnya.
Sampai periode bulan Oktober, untuk sementara baru 30 kloset yang sudah datang, sedangkan sisanya menunggu anggaran cair. (Musyafa Musa).