Kades Hingga Bupati, Bikin Pecah Suasana Alun – Alun
Bupati Rembang, Abdul Hafidz (tiga dari kanan) bermain kethoprak di Alun – Alun Rembang, Sabtu malam.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz (tiga dari kanan) bermain kethoprak di Alun – Alun Rembang, Sabtu malam.

Rembang – Pagelaran kethoprak yang satu ini sungguh berbeda, apabila dibandingkan pentas kethoprak pada umumnya. Betapa tidak, para pemain kethoprak yang manggung, mayoritas merupakan para pejabat pemerintahan. Mulai dari kepala desa hingga Bupati, turut ambil bagian. Selebihnya didukung pula pemain kethoprak profesional.

Yahh..begitulah pentas kethoprak yang berlangsung di Alun – Alun Rembang, Sabtu malam (28/07), untuk menyemarakkan Hari Jadi Kabupaten Rembang ke 277.

Wakil Bupati Rembang, Bayu Andriyanto menuturkan sudah dua kali ini bermain kethoprak, sehingga tidak terlalu canggung. Dalam pentas tersebut, dirinya bertugas mengucapkan catur sumpah prasetya yang diikuti oleh semua prajurit. Hal itu merupakan perlambang bahwa semua pihak harus kompak dalam memajukan daerah. Terbukti, kepala desa, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) maupun para pejabat ikut berpartisipasi.

“Kethoprak kali ini menunjukkan semua elemen menyatu, memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Rembang. Monggo kita sengkuyung bareng – bareng, “ kata Bayu.

Sementara itu Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengaku berperan menjadi penasehat raja yang tengah menghadapi pergolakan kudeta dari saudara sendiri. Menurut Bupati, event semacam ini cukup menarik. Tak sekedar untuk menghibur masyarakat, tetapi juga menjadi sarana melestarikan budaya Jawa. Apalagi cerita yang dilakonkan “Kembang Gunung Kendhil” mengandung banyak pembelajaran, terutama bagi generasi muda sekarang.

“Jadi anak raja yang asli menjadi pemimpin, tapi anak selir raja nggak terima, ingin mengambil alih kekuasaan. Kaitannya dengan Kabupaten Rembang sekarang ya semoga kita bisa mengambil hikmahnya. Kebersamaan merupakan paling pokok dalam membangun daerah, “ terang Bupati.

Ribuan penonton memadati kawasan Alun – Alun Rembang, sampai pentas selesai. Di sela – sela pentas, tak jarang tawa penonton pecah, mendengar dialog pemain kethoprak. Lebih – lebih ketika Wakil Bupati dan Bupati mendapatkan giliran manggung, sejumlah pemain melontarkan guyonan yang memicu suasana ger – geran. (MJ – 81).

News Reporter

Tinggalkan Balasan