Rembang – Pemerintah Kabupaten Rembang memperketat bantuan droping air bersih ke desa – desa, untuk mengurangi dampak bencana kekeringan tahun ini.
Kepala Seksi Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Ahmad “Ayub” Makruf menjelaskan setelah pihaknya menerima permohonan dari pemerintah desa, terlebih dahulu akan disurvei, guna memastikan apakah wilayah tersebut benar – benar butuh air atau tidak. Kebetulan BPBD juga sempat menemukan ada desa terkesan hanya ikut – ikutan mengajukan bantuan air. Namun apabila pihaknya sudah memahami kondisi desa yang bersangkutan membutuhkan air, maka tanpa perlu disurvei, bantuan akan dikirim.
“Kemarin ada yang minta, tapi sebenarnya nggak membutuhkan. Survei ini penting, terutama bagi desa pemohon baru, karena untuk pemetaan juga. Tapi desa – desa yang sudah lama langganan bencana kekeringan, mungkin nggak perlu survei. Yang penting, suratnya kami terima dulu, “ jelasnya.
Ahmad Makruf menambahkan tahun 2018 ini, BPBD mengalokasikan anggaran bantuan air bersih sebesar Rp 75 Juta. Dana tersebut setara dengan pengadaan sebanyak 340 tangki air. Dari hasil survei di sejumlah kecamatan, sumber air di sumur – sumur warga dan embung mulai menipis.
“Dananya sama seperti tahun lalu. Kebetulan kita sudah ngecek ke desa – desa, yakni kecamatan Sulang, Sumber dan Kecamatan Kragan. Memang sumber air mulai menipis. Bantuan sifatnya untuk meringankan, penanganan jangka panjang, pemerintah desa perlu ambil langkah juga, “ terang Ayub.
Menurutnya, sampai hari Rabu (11 Juli 2018), belum ada pengajuan bantuan air dari desa. Diprediksi mendekati akhir bulan Juli, permintaan sudah diterima. Kalau mengacu ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau akan terjadi mulai pertengahan bulan Agustus mendatang. (MJ – 81).