

Rembang – Suporter PSIR Rembang yang tergabung dalam Gabungan Suporter Rembang (Ganster) dan RBG-12 menggelar aksi demo, setelah kekalahan PSIR 1 – 0 melawan Perserang Serang, di Stadion Krida Rembang, Rabu sore (04/07).
Di depan pintu utama stadion, mereka meneriakkan protes terhadap manajemen PSIR yang dituding tidak mampu mengelola tim, sehingga pemain belum menerima gaji. Akibatnya, kualitas permainan PSIR menurun.
Suporter juga kecewa tingginya harga tiket masuk, tak sebanding dengan permainan PSIR yang sering kalah. Dari 6 laga, baru meraih 2 poin, hasil 2 kali seri. Bahkan ada suporter nekat membuang tiket terusan, sebagai bentuk kekecewaan.
Nugroho “Fadhlun” Ghozali, salah satu tokoh suporter Ganster menjelaskan aksi tersebut merupakan wujud keprihatinan terhadap nasib PSIR. Pihaknya semula ingin bertemu dengan perwakilan manajemen PSIR, untuk mendapatkan kejelasan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi sayang, tidak ada satupun yang mau menemui suporter.
“PSIR kalah, kami nggak bikin kisruh. Tapi jangan salahkan kalau bertebaran spanduk memprotes manajemen dan merindukan kemenangan. Mohon ini serius disikapi, kalau tidak ingin PSIR terdegradasi ke Liga 3, “ keluh pemuda Desa Tlogomojo, Rembang ini.
Saat konferensi pers, asisten pelatih PSIR Rembang, Hadi Surento menganggap wajar suporter menginginkan tim yang didukungnya selalu menang. Namun jarang ada yang memahami bagaimana kendala di dalam tim. Ia sebatas berharap PSIR dievaluasi total, demi peningkatan prestasi kedepan.
“Suporter kecewa ketika tim yang didukung kalah, ya wajar. Tapi mohon pahami di dalam ini seperti apa kondisinya. Sehabis pertandingan, manajemen mau mengadakan rapat. Di sisi lain, justru ini menjadi senjata saya untuk memompa semangat pemain, “ kata Hadi Surento.
Karena suporter bertahan di depan Stadion Krida hingga pukul 18.00 petang, aparat Polres Rembang terpaksa membubarkan mereka. Suporter akhirnya berhasil dikeluarkan dari halaman stadion, menuju Jl. Pemuda. Seorang suporter terluka di bagian bawah hidung, diduga terkena pukulan aparat. (MJ – 81).