Kaliori – Hujan deras yang turun beberapa kali, termasuk pada Minggu malam (20/05), menyelamatkan tanaman padi di Kecamatan Kaliori yang belakangan ini terancam mati kekeringan.
Seorang petani di Desa Meteseh kecamatan Kaliori, Muhammad Maji’in menuturkan saat cuaca panas terik sebulan terakhir, sempat membuat petani kebingungan. Mereka bahkan harus mengambil air dari sungai, kemudian dialirkan ke lahan persawahan. Namun setelah turun hujan, membuat petani lega.
“Kondisi padi sebelum ada hujan banyak yang layu. Petani yang sawahnya pinggir sungai, mungkin mudah. Yang sawahnya jauh dari sungai, ambil air dengan tampungan diangkut truk. Tapi turunnya hujan beberapa kali ini, tanaman padi bisa tertolong, “ tuturnya.
Maji’in menambahkan selain ancaman kesulitan air, petani juga disibukkan oleh serangan hama wereng. Upaya penyemprotan harus lebih cepat, karena wereng rawan meluas. Kondisi ini diperkirakan membuat masa panen molor. Dari normalnya 4 bulan, bisa menjadi 4,5 bulan.
“Pada masa awal tanam padi memang air sulit mas, ini yang memicu hama wereng. Kalau tiap hari nggak disemprot, bisa meluas. Nanti kalau serangan mendekati masa panen, petani ya harus panen dini. Lha mau dibiarkan, anjlok pasti, “ keluh Maji’in.
Berdasarkan ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (BMKG), pada bulan Mei masih akan turun hujan. Menurut Maji’in, kondisi ini ditunggu – tunggu petani, supaya masa tanam kedua mampu menghasilkan panen. (MJ – 81).