Berulang Kali Limbah Cair TPAS Dicek Ke Laboratorium, DLH Ungkap Tujuannya
Operator alat berat mengeruk tempat penampungan limbah cair di TPAS Landoh, beberapa waktu lalu.
Operator alat berat mengeruk tempat penampungan limbah cair di TPAS Landoh, beberapa waktu lalu.

Rembang – Kabupaten Rembang sangat kecil kemungkinannya meraih gelar Adipura tahun ini. Adipura merupakan penghargaan dari pemerintah pusat, guna mendorong kota menjadi bersih dan teduh.

Ketika penilaian tahap pertama, Kabupaten Rembang hanya memperoleh nilai 71,45. Padahal batas nilai minimal untuk melaju ke penilaian tahap ke II adalah 73. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang sempat mengirimkan data – data perbaikan menyangkut sejumlah kekurangan, namun sampai hari ini belum ada kabar dari tim penilai.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang, Suharso mengatakan acuannya pada bulan Mei atau Juni mendatang, dikala momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia. Apabila Kabupaten Rembang diundang, bisa jadi akan menerima Adipura. Tapi jika tidak mendapatkan pemberitahuan, dipastikan Rembang gagal mengantongi gelar Adipura.

“Setelah penilaian pertama, kami follow up dengan mengirimkan data. Tampaknya kita tidak ikut penilaian tahap kedua. Cuman kami masih nunggu kepastiannya seperti apa. Besok pas peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia, Rembang dapat undangan apa nggak, “ jelas Suharso.

Suharso menimpali ada beberapa titik kelemahan Kabupaten Rembang sehingga penilaian tahap pertama belum memenuhi syarat minimal.

Ia mencontohkan masih kurangnya pohon tegakan di sejumlah ruas jalan, kemudian masalah pengelolaan sampah dan limbah cair di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Desa Landoh Kecamatan Sulang.

Saat ini limbah cair dari pembuangan sampah berulang kali dicek ke laboratorium di Sukoharjo. Ada penelitian khusus, agar limbah benar – benar aman. Indikatornya, dari yang semula berwarna hitam, bisa menjadi putih kekuningan. Limbah cair tersebut kedepan juga akan dioptimalkan untuk pembuatan gas metan.

“Jadi ada evaluasi untuk tahun 2019. Mulai menyulami pohon di Jl. Pemuda, Jl. Diponegoro, Jl. Sudirman, menyangkut kerapatan tanaman tegak. Selain itu, TPAS kami garap betul. Limbahnya dilabkan terus ini mas, hasilnya nunggu. Khusus sampah, sistem pengerukan dioptimalkan, “ imbuhnya.

Diakui volume sampah TPAS Landoh semakin banyak. Rata – rata setiap bulan terdapat 832 truk sampah masuk TPAS, dengan kapasitas 3.200 meter kubik. Pemkab saat ini menyiapkan tambahan perluasan lahan 1,5 hektar.

Kalau tahun 2018 gagal lagi meraih Adipura, maka terhitung sudah 5 tahun terakhir penghargaan tersebut tidak dirasakan Kabupaten Rembang. (MJ – 81).

News Reporter

Tinggalkan Balasan