Sumber – Sudah berada di daerah terpencil pinggiran hutan, jalan rusak parah pula. Kondisi memprihatinkan tersebut dirasakan oleh masyarakat Dusun Jatigenuk Desa Sumber Kecamatan Sumber.
Kepala Dusun Jatigenuk, Ahmad Jahri menjelaskan warga di kampungnya biasa mengandalkan 2 akses, untuk bepergian keluar desa. Yang pertama, antara Jatigenuk menuju Grawan. Jalur kedua Jatigenuk ke Sumber. Saat ini dua – duanya mengalami kerusakan berat.
Menurutnya, akses jalan paling penting dari Jatigenuk ke Sumber. Karena lama tidak ada penanganan dari pemerintah, pihaknya terpaksa mendatangi bos – bos tebu yang memiliki lahan di sekitar Dusun Jatigenuk, agar sudi menyumbang uang. Setelah dana terkumpul, kemudian dibelikan krakalan batu, guna menguruk jalan yang rusak berat. Tapi urukan krakalan tidak kuat bertahan lama, setelah turun hujan deras.
“Kalau pas panen tebu, jalan pasti tambah hancur, karena sering dilewati truk bermuatan berat. Makanya kami minta bantuan petani tebu. Ada yang ngasih Rp 200 ribu, 300 ribu. Tapi ada juga yang nggak ngasih. Kita ratakan bareng – bareng, Minggu lalu. Sekarang sudah kocar – kacir lagi, soalnya nggak dipadatkan pakai alat berat, “ ungkapnya.
Ahmad Jahri merasa kasihan terhadap iring – iringan kaum wanita yang biasa membawa hasil bumi pertanian, untuk dijual ke pasar. Dengan kondisi jalan rusak, tentu menambah beban mereka. Dirinya sempat menerima kabar jalan akan ditangani tahun 2018 ini, namun belum ada kepastian waktu.
“Tiap pagi jalan Jatigenuk – Sumber ya ramai sekali. Kalau jalan bagus, pasti bisa memperlancar kegiatan warga. Mohonlah ruas jalan ini diprioritaskan, “ pinta Jahri.
Pelaksana Tugas Camat Sumber, Hamdani menyampaikan dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), prioritas pemerintah untuk sementara adalah meningkatkan mutu jalan antar kecamatan. Sedangkan jalan antar desa akan menyusul belakangan.
“Pemerintah nggak akan menutup mata. Di kecamatan Sumber menuju Kaliori jalan sudah bagus. Sumber ke Rembang juga demikian. Lha yang jalur dalam – dalam, sabar saja ditunggu, “ (MJ – 81).
