

Gunem – Anggota pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) diminta selalu rukun dengan anggota pencak silat dari perguruan lainnya.
Enok Suharno, salah satu sesepuh PSHT dari Desa Gunem Kecamatan Gunem menyampaikan himbauan tersebut, di sela – sela ujian kenaikan sabuk bagi anggota pencak silat PSHT se Kabupaten Rembang yang terpusat di lapangan Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem, hari Sabtu (31 Maret 2018).
Menurutnya, sesepuh PSHT rukun dan kerap berdampingan dengan sesepuh perguruan silat lainnya. Melalui cara pendekatan semacam itu, ia berharap dapat ditiru oleh anggota sampai ke tingkat bawah.
“Kita itu semangatnya kan persaudaraan, insyallah di Kabupaten Rembang PSHT nggak sampai bentrok dengan perguruan lain. Kami dengan Kera Sakti, dengan Tapak Suci maupun perguruan lainnya rukun. Sudah diberi contoh oleh para sesepuh. Nah, “virus” kerukunan itu semoga dapat menular sampai ke yang muda – muda, kontrol emosi kalian, “ tuturnya.
Enok menambahkan kenaikan sabuk kali ini dari warna hijau ke putih, sabuk tertinggi di PSHT, sebelum akhirnya mereka menjalani wisuda. Ada 446 anggota yang ikut, puncaknya berlangsung Sabtu malam.
Sebelum ujian kenaikan sabuk, pihaknya menggelar bersih – bersih lapangan Desa Tegaldowo dan lingkungan sekitar makam Jati Kusumo di puncak Gunung Buthak Gunem, Sabtu pagi. Upaya tersebut untuk mengenalkan Jati Kusumo, tokoh penyebar agama Islam, yang dipercaya dulu merupakan murid Pangeran Diponegoro.
“Posisi makam kan berada di alam bebas. Nggak sekedar membersihkan rerimbunan semak belukar menuju makam, tapi biar anggota PSHT juga mengenal lingkungan dan bagaimana riwayat sejarah Jati Kusumo, “ imbuhnya.
Pada event – event ujian kenaikan sabuk berikutnya, pengurus PSHT akan mengemas dengan kegiatan bhakti sosial yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. (MJ – 81).