Rembang – Jarangnya kelompok tani mengadakan pertemuan rutin, dianggap menjadi salah satu penyebab terjadinya penyimpangan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan).
Bupati Rembang, Abdul Hafidz meminta supaya pengurus kelompok tani aktif menggelar pertemuan, apakah sebulan sekali atau tiga bulan sekali. Dalam forum tersebut, anggota menyampaikan usulan. Begitu pula ketika kelompok tani mendapatkan bantuan, anggota bisa mengetahui dan menyepakati mekanisme penggunaan.
Kondisi yang selama ini terjadi, pengurus kelompok tani justru tidak mengetahui berapa jumlah anggota dan siapa saja anggotanya, sehingga komunikasi buntu. Ia memerintahkan petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian lebih giat membina kelompok tani.
“Kelompok tani harus aktif, karena yang terjadi pengurus sering nggak tahu anggotanya berapa, tinggal di mana, namanya siapa. Ini kan jadi masalah. PPL harus turun, biar kelompok tani berfungsi betul. Kalau jalan, maka saya berharap tidak ada yang mengatasnamakan bantuan secara pribadi. Begitu ada pertemuan, pertanggungjawaban kan jelas, “ tuturnya.
Hafidz mendorong kepada masyarakat untuk berani melapor kepada Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli), jika mengetahui penyimpangan bantuan.
Pemkab akan sangat mendukung dan mengambil langkah – langkah tegas, jika memang terbukti. Salah satu contohnya penyaluran bantuan traktor di Desa Nglojo Kecamatan Sarang, yang diproses hukum.
“Kita kan ada Saber Pungli, laporkan saja dengan data – data yang memadai. Saksi dan buktinya cukup. Kemarin sudah ada 1 bantuan yang diselewengkan. Proses ini masih berjalan, semoga diputus sesuai hukum yang berlaku, “ imbuhnya.
Tahun 2018 ini, Pemkab Rembang berencana menyalurkan alat mesin pertanian (Alsintan) berupa traktor roda 2 sebanyak 170 unit, alat pemanen padi 7 unit, pemanen dan pemipil jagung 1, mesin perontok padi 27 unit, mesin pakan ternak 1, serta pengering gabah 1 paket. (MJ – 81).