

Sarang – Warga Desa Temperak Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang mengeluhkan kondisi jalur Pantura yang gelap gulita di sekitar perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Budaeri Djamil, seorang warga Desa Temperak mengatakan hampir semua lampu penerangan di jalur Pantura Desa Temperak mati. Ia khawatir kondisi tersebut rawan kecelakaan lalu lintas.
Apalagi saat arus mudik Lebaran, intensitas pengguna jalan semakin meningkat.
“Kami khawatir memicu kecelakaan, karena banyak lubang akibat curah hujan cukup tinggi akhir-akhir ini. Ditambah lampu padam, sehingga gelap gulita kalau malam hari,” tuturnya, Selasa (25 Maret 2025).
Kalau ditarik dari jembatan perbatasan antara kedua provinsi, sampai keluar Desa Temperak, jaraknya sekira 2 kilo meter.
Ia berharap segera ada perbaikan menyeluruh, sehingga pengguna jalan menjadi lebih tenang dan nyaman.
“Kami sebagai masyarakat berharap pembenahan, supaya lampu-lampu tersebut bisa menyala kembali,” imbuh Budaeri.
Budaeri menambahkan pada hari Selasa (25/03), kebetulan ada mobil Dinas Perhubungan melakukan perbaikan di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang, yang berbatasan dengan Desa Temperak.
Ia langsung menyarankan untuk perbaikan lampu penerangan dapat diperluas ke kampungnya.
“Saya sempatkan berhenti, tanya ke petugas, apa untuk Desa Temperak sudah dibenahi ? katanya sudah mas, tapi yang daerah perbatasan saja (Temperak ujung timur), yang daerah Temperak malah belum,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Rembang, Drupodo membenarkan tim Dishub sedang berada di Kecamatan Sarang, melakukan perbaikan lampu penerangan jalan umum (LPJU) di jalur Pantura.
Pihaknya berjanji akan melakukan penanganan optimal di lokasi tersebut.
“Ya hari ini temen-temen posisi sudah di sana, semoga tidak hujan, agar penanganan lebih cepat. Nanti kalau selesai diperbaiki, akan kita infokan lagi,” tandas Drupodo. (Musyafa Musa).