Bupati Rembang Minta Maaf, Sport Center Gagal (“Andai Jabatan Saya Sampai 2026…”)
GOR Mbesi Rembang yang sempat akan diperluas menjadi Sport Center.
GOR Mbesi Rembang yang sempat akan diperluas menjadi Sport Center.

Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz meminta maaf karena janjinya membangun pusat olahraga (sport center) belum terwujud, sampai menjelang akhir jabatannya.

Abdul Hafidz mengaku blak-blakan terhadap rendahnya perhatian pada dunia olahraga.

“Saya sampaikan kekurangannya, soal olahraga, ini saya blank, sama sekali tidak bernilai, jadi saya sampaikan saja,” ungkapnya.

Tapi ia melakukan hal itu, karena ada alasannya. Mengingat Pemkab Rembang memprioritaskan kemajuan ekonomi, seiring dengan masih tingginya angka kemiskinan.

“Kami prioritaskan dua periode ini untuk ekonomi, karena Rembang ketinggalan jauh dengan yang lain soal ekonmi. Kemiskinan kita sangat tinggi. Nek ekonomine wis kuat, lagek yang lain-lain,” imbuh Hafidz.

Gagalnya pembangunan sport center yang sempat ia gembar-gemborkan, salah satunya juga karena masa jabatan Bupati-Wakil Bupati berkurang 1 tahun lebih, imbas Pilkada serentak 2024.

Menurut Hafidz, kalau seandainya menjabat sampai tahun 2026, kemungkinan Sport Center bisa terealisasi, yakni dengan mengoptimalkan lahan sekira 16 hektar di kawasan GOR Mbesi Rembang.

“Sudah ada tanahnya, tinggal anggarannya. Andai saja (jabatan) sampai 2026, mungkin bisa tertata. Kami mohon maaf sekali lagi, yang sudah saya gembar gemborkan, ora kasil. Kekurangan-kekurangan ini harus kami sampaikan, agar nanti tidak menjadi bola liar, seolah-olah kami tidak tanggung jawab. Saya tanggung jawab, cuma kondisinya saja yang belum memungkinkan,” terangnya.

Ketua Cabor Anggota Dewan

Seorang pegiat olahraga di Rembang, Yulianto menganggap kepemimpinan pemerintahan sekarang sangat lemah dalam mendukung olahraga.

“Nilainya masih merah, kebijakan anggaran ke olahraga dipandang urusan remeh temeh. Coba lihat fasilitas olahraga yang ada, selama ini ada penambahan tidak, bagaimana kondisinya, saya kira masyarakat bisa menilai, memang semangat keberpihakan dirasakan sangat kurang,” ungkapnya.

Yulianto mencontohkan banyak rekan-rekannya yang bergelut di cabang olahraga (Cabor), sekarang muncul trend ketua cabang olahraga dipilih dari anggota DPRD Rembang.

Tujuannya, supaya lebih mudah mendapatkan kucuran dana aspirasi atau pokok pikiran (Pokir).

“Hanya itu yang bisa mereka tuju, mau gimana lagi. Cabang olahraga yang ketuanya bukan anggota dewan, ya kebanyakan sulit berkegiatan dan menjalankan program. Ujung-ujungnya apa, atlet kaburlah keluar daerah yang lebih peduli, karena di sini pembinaan seadanya saja. Beda lagi kalau sektor olahraga dianggap penting sama Bupati, pasti ada prioritas,” ujar Yulianto. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan