

Rembang – Pegawai gabungan dari Dinas Perdagangan Koperasi Dan UKM Kabupaten Rembang, menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di pinggir jalur Pantura Desa Pasar Banggi Rembang, yang menjadi pusat pengisian tabung gas subsidi 3 kilo gram (gas melon), hari Kamis (30 Januari 2025).
Langkah tersebut ditempuh untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat, menyangkut bobot isi gas LPG 3 Kg yang kurang, sehingga merugikan konsumen. Sejumlah warga bahkan mencurigai ada aksi pengoplosan.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Dan UKM, Mahfudz menjelaskan selama pantauan, pihaknya tidak mendapati penyimpangan.
Justru isi tabung gas, rata-rata bobotnya lebih dari 8 kilo gram (tabung kosong 5 Kg dan isi gas 3 Kg_Red).
“Waktu kita cek SPBE, rata-rata tabung gas setelah diisi bobotnya 8 Kg koma, jadi ada lebihnya,” kata Mahfudz.
Mahfudz melihat langsung proses tahapan dari awal sampai akhir. Kali pertama tabung kosong ditimbang dulu. Setelah dipastikan 5 Kg, kemudian diisi.
Selanjutnya ditimbang lagi, untuk mengetahui bobotnya sudah sesuai, yakni 8 Kg. Tahap berikutnya, tabung dimasukkan ke dalam bak air, apakah ada kebocoran atau tidak.
“Kalau nggak bocor, langsung dilakukan penyegelan. Untuk gas yang bocor, dipisahkan dan dibetulkan, sumber kebocoran dari mana diatasi,” imbuhnya.
Selesai disegel, tabung gas baru diangkut armada truk, dikirim ke tingkat pangkalan.
Mahfudz menimpali di pangkalan juga sudah ada timbangan untuk mengukur. Kalau ada tabung yang mencurigakan, bisa langsung ditimbang.
Begitu pula masyarakat yang menjumpai tabung dengan bobot tidak sesuai, jangan takut menyampaikan. Konsumen berhak mengadu kepada pihak pangkalan, supaya bisa diteruskan.
Tabung gas yang melenceng bobotnya, akan diganti dengan tabung gas baru dan sesuai standar.
“Jadi warga yang komplain, identitasnya juga harus jelas, karena hal itu menjadi data oleh pangkalan, untuk disampaikan ke agen. Agen kemudian meneruskan ke SPBE. Kalau ada tabung yang isinya kurang, SPBE akan mengganti,” tandasnya.
Ia menyebut titik akhir pengiriman gas LPG subsidi berada di pangkalan, maka instansinya mengimbau supaya agen juga meningkatkan pantauan kepada pangkalan.
“Tujuan paling pokok adalah masyarakat menerima bobot gas LPG subsidi benar-benar sesuai. Itu kunci prinsipnya,” pungkas Mahfudz.
Pada tahun 2024 kemarin di Kabupaten Rembang, jumlah gas LPG 3 Kg yang disalurkan mencapai 500 ribu tabung setiap bulan atau 6 juta tabung dalam setahun.
Seorang ibu rumah tangga di Rembang, Mardiyah menyarankan instansi terkait meningkatkan pengawasan di luar jalur distribusi resmi.
“Kalau memang oknum agen, pangkalan nggak ada yang terlibat dalam pengurangan isi, coba diperlebar lagi di luar itu. Soalnya pengurangan gas juga bisnis yang menggiurkan pak. Sebut saja dijual lagi Rp 20 Ribu per tabung, dapat 100 sudah Rp 2 Juta lho. Ini bukan kok saya nuduh ya, tapi mari sama-sama kita waspada,” tuturnya.
Maka ia mengajak masyarakat jangan cuek ketika memperoleh tabung gas yang tidak sesuai takaran berat.
“Sering mikir gini, boro-boro ngurusi bobot. Lha wong sudah dapat gas 3 Kg saja sudah untung, wis bejo,” imbuh Mardiyah terkekeh. (Musyafa Musa).