Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz menepis tudingan bahwa APBD Rembang defisit dan amburadul.
Abdul Hafidz menyatakan kondisi yang terjadi adalah penyesuaian-penyesuaian, karena rencana pendapatan tidak sesuai dengan target, sehingga pengeluaran atau belanja harus dikurangi.
“Isyu-isyu bahwa di Rembang ada defisit, nggak ada defisit. Semua on the track antara pendapatan dan belanja. Jangan sampai ada istilah kata defisit,” tuturnya.
Ia mencontohkan di sektor kelautan dan perikanan, target pendapatan mencapai Rp 12 Miliar. Tapi baru terealisasi sekira Rp 6 Miliar, padahal sudah dirancang untuk belanja, maka belanjanya harus dikurangi.
“Kami ini dalam memproses APBD dalam 1 tahun, harus mencermati antara pendapatan dan belanja. Kalau pendapatan kurang, belanja dikurangi, ini yang terjadi,” kata Bupati.
Hafidz menimpali kalau ada pihak-pihak yang menilai APBD Rembang amburadul, merupakan pikiran kotor dan jahat.
Pemkab Rembang berupaya membayar semua tanggungan. Kalau pun di tahun 2023 ada yang belum beres, sudah dibayar pada bulan Februari 2024.
“Itu kata-kata orang yang pikirannya kotor, yang jahat. Nggak ada tanggungan yang tidak terbayar, semua terbayar. Tahun 2023 kemarin terbayar semua, hanya ada masalah sedikit, karena penyampaian dokumen yang telat sampai jam 12 malam tanggal 31, sehingga tidak terakomodir. Tapi sudah dibayar bulan Februari 2024,” tandasnya.
Komposisi APBD 2025
Terkait kekhawatiran dinas/instansi di jajaran Pemkab Rembang pada tahun 2025 harus “hidup prihatin”, Bupati menganggap hal itu hanya persepsi yang semula menerima anggaran besar, sekarang berkurang.
“Bahasanya nggak ada prihatin, prihatinnya gimana. Kita memberikan angka-angka ya sesuai kebutuhan. Mungkin itu persepsi dulu dapat banyak, sekarang nggak dapat, gitu aja. Kalau dijalankan apa adanya, semua jalan,” beber Hafidz.
Jika melihat komposisi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2025 Kabupaten Rembang, nilainya sebesar Rp. 2.009.262.554.829. (Dua Triliun 9 Miliar Rupiah Lebih_Red).
Sedangkan pada APBD Perubahan 2025, 2.014.262.554.829. (Dua Triliun Empat Belas Miliar Rupiah Lebih).
Pada rancangan APBD 2025 sempat terjadi defisit Rp 5 Miliar, namun bisa ditutup melalui pembiayaan daerah Rp 5 Miliar, sehingga menjadi seimbang. (Musyafa Musa).