Pihak TK Darul Fiqri Tegaskan Tidak Mengeluarkan Murid, Tiga Orang Tua Akui Merasa Tertekan
Pihak sekolah TK Darul Fiqri, Kades Pamotan dan Kades Sidorejo menyampaikan penjelasan. (bawah) tiga orang ibu murid yang akhirnya memindahkan putra putri mereka ke sekolah lain.
Pihak sekolah TK Darul Fiqri, Kades Pamotan dan Kades Sidorejo menyampaikan penjelasan. (bawah) tiga orang ibu murid yang akhirnya memindahkan putra putri mereka ke sekolah lain.

Pamotan – Apa betul TK Darul Fiqri di Desa Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang mengeluarkan tiga muridnya, karena orang tua murid berbeda pilihan di Pilkada Rembang dengan pihak yayasan sekolah ?

Saya cerita dulu, TK Darul Fiqri menempati tanah hibah pemberian dari Harmusa Oktaviani, anggota DPR RI, putri calon Bupati Rembang 02, Harno. Namun sekolah dikelola oleh yayasan Darul Fiqri.

Selama ini TK Darul Fiqri menggratiskan biaya sekolah untuk seluruh muridnya.

Saya melakukan penelusuran langsung ke lokasi. Tiga murid tersebut tinggal di Desa Sidorejo Kecamatan Pamotan. Meski beda kampung, namun posisinya lebih dekat dengan Desa Pamotan.

Salah satu orang tua murid, Ambarwati menjelaskan rumahnya didatangi ketua yayasan, seorang guru dan kepala sekolah TK Darul Fiqri, meminta dukungan untuk pasangan calon 02 Harno-Hanies.

Namun karena dirinya sudah mempunyai pilihan pasangan calon Vivit-Umam, terjadilah pembicaraan.

“Di situ menjelaskan kalau anak saya sekolah di TK Darul Fiqri harus memilih 02. Kalau tidak, keluar. Saya mencoba menego, kalau dibagi gimana bu, tidak boleh. Ya udah saya jawab, mending Icha keluar. Kejadiannya hari Kamis (21/11),” terangnya.

Ia merasa tertekan sehingga anaknya harus keluar, meski masih ingin bersekolah di TK Darul Fiqri. Sang anak kemudian langsung dipindahkan ke TK Manbaul Huda Desa Pamotan per hari Jum’at tanggal 22 November 2024.

“Sebenarnya dari sisi jarak ya lebih dekat dengan Darul Fiqri,” imbuh Ambarwati.

Sedangkan dua orang tua murid lainnya mengaku belum didatangi pihak sekolah, tapi karena merasa sudah punya pilihan berbeda dari yayasan, akhirnya memutuskan keluar sendiri dan pindah sekolah ke TK Manbaul Huda Pamotan.

“Info yang saya dengar kami berdua sudah diblack list, jadi nggak perlu didatangi. Kalau misal TK Darul Fiqri mau nerima (anaknya) lagi, kami yang nggak mau,” beber Wiji Utami dan Jamila, orang tua murid lain.

Tapi di sisi lain, banyak pula orang tua murid yang mendukung Harno-Hanies, karena merasa sudah dibantu pendidikan anak-anaknya secara gratis.

“Sekolah nggak pernah ungkit-ungkit yang sudah diberikan. Tanpa kami diminta pun, siap mendukung Harno-Hanies, karena kepedulian bu Harmusa,” ujar salah satu orang tua yang saya temui di sekolah TK Darul Fiqri.

Respon Pihak Sekolah

Kepala TK Darul Fiqri Pamotan, Umi Anisa membantah pihaknya mengeluarkan tiga murid dari Desa Sidorejo.

Kalau meminta dukungan memang benar, tetapi sama sekali tidak memaksa murid keluar.

“Dengan tegas dan jelas, perlu digarisbawahi ini, TK Darul Fiqri tidak pernah mengeluarkan tiga anak tersebut,” tandasnya.

Ia beralasan untuk mengeluarkan anak didik, harus ada surat tertulis. Jika ingin pindah sekolah, pihaknya siap membuatkan surat mutasi. Tapi orang tua murid tidak mau.

“Tidak mau dimutasi, tapi memaksa anaknya dikeluarkan dari sekolah. Saya bilang, harus ada hitam di atas putih, surat perjanjian bahwa yang mengeluarkan anak tidak dari sekolah. Tapi dari panjenengan sendiri,” kata Umi.

Sementara itu Kepala Desa Pamotan, A. Maskur Rukani mengajak kepada semua pasangan calon maupun tim pendukung, untuk tidak mempolitisasi peristiwa tersebut, karena nantinya siswa yang akan menjadi korban.

Apalagi jelas-jelas sekolah sudah menyampaikan tidak mengeluarkan siswa dan siap menampung ketiga siswa tersebut.

“Kita saling menjaga, masalah ini sebenarnya tidak perlu diblow up, karena kasihan sama anak. Bisa diselesaikan di tingkat desa. Kan sampai detik ini pihak sekolah tidak pernah mengeluarkan,” ujar Kades yang akrab dipanggil Aang ini.

Maskur juga mengundang Kepala Desa Sidorejo, Budi Santoso guna membahas persoalan ini, sehingga kedepan ada solusi.

Budi juga berharap tidak perlu dipolitisir. Ia sepakat masyarakat bebas memilih pasangan calon yang dikehendaki.

“Saya sempat telefon salah satu ibu murid, tidak mengangkat. Muda-mudahan masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Ibu kepala sekolah juga sudah bilang tidak pernah mengeluarkan murid. Soal pilihan di Pilkada, serahkan kepada warga masing-masing, semoga pemimpin terpilih membawa Rembang lebih maju, itu yang terpenting,” ungkapnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan