Rembang – Satu-satunya anggota DPR RI dari Kabupaten Rembang, Harmusa Oktaviani resmi bergabung ke Komisi V, komisi yang membidangi Infrastruktur dan Perhubungan.
Menariknya lagi, Harmusa yang baru berumur 32 tahun ini, juga masuk ke Badan Anggaran (Banggar), sebuah alat kelengkapan di DPR RI yang memiliki fungsi sangat penting dalam pembahasan maupun persetujuan anggaran.
Harmusa lulus di SD N I Pamotan tahun 2004, kemudian lulus tahun 2007 di SMP N I Lasem, setelah itu lulus SMA N I Lasem tahun 2010. Ia melanjutkan ke S 1 Manajemen Universitas Diponegoro Semarang dan mengambil S 2 Ilmu Hukum di Untag Semarang.
Harmusa Oktaviani mengatakan kondisi infrastruktur di Kabupaten Rembang masih harus terus ditingkatkan. Padahal untuk pembangunan, tidak bisa hanya menggantungkan anggaran daerah.
“Sudah menjadi keputusan Fraksi Demokrat, saya ditugaskan ke Komisi V dan Banggar. Infrastruktur di Kabupaten Rembang sangat perlu disupport dari pusat. Kalau mengandalkan dari pemerintah daerah, anggarannya belum cukup. Beda dengan periode yang lalu, saya membidangi masalah UMKM dan perbankan,” terangnya.
Harmusa yang merupakan putri dari calon Bupati Rembang, Harno ini menimpali dengan masuknya ia di Badan Anggaran DPR, akan lebih fleksibel memperjuangkan bidang-bidang lain, di luar Infrastruktur.
“Kebetulan di daerah pemilihan (Dapil) saya kan ada 4 kabupaten. Nggak mungkin saya hanya fokus di 1 kabupaten saja. Makanya, selain di Komisi V fokus infrastruktur, di Banggar saya masih tetap bisa ngopeni bidang-bidang lain,” imbuh Harmusa.
Merangkul Semua
Harmusa bertekad ingin lebih optimal memperjuangkan aspirasi masyarakat Kabupaten Rembang. Masalah jalan dan lampu penerangan, selama ini paling banyak mendominasi.
Ia berharap anggaran pusat nantinya akan langsung masuk ke Kabupaten dan bisa untuk menopang pelaksanaan program di daerah.
“Pemerintah pusat biasanya melihat keadaan daerah masing-masing, bukan dari siapa yang pinter komunikasi. Kalau Rembang butuh, pasti pemerintah pusat akan memperhatikan. Tapi memang ibaratnya kalau kita punya orang di pusat untuk mengkomunikasikan, harapannya akan lebih mudah,” bebernya.
Bagi Harmusa, dirinya tidak pernah memandang usulan masyarakat dari pendukung ayahnya, Harno atau bukan. Selama hal itu dibutuhkan, harus diperjuangkan.
Ia ingin mengayomi kepentingan semua, belajar dari sikap Presiden Prabowo Subianto yang mampu merangkul semua kalangan, setelah kontestasi selesai.
“Saatnya kompetisi, ya kompetisi. Begitu pun ketika kelak pak Harno terpilih menjadi Bupati, ya harus menjadi Bupati semua masyarakat. Nggak bisa, pak Harno hanya milik Demokrat saja. Karena masih kompetisi ya kompetisi, tapi setelah jadi, ya ayuk sama-sama untuk membangun Rembang lebih baik lagi,” pungkas Harmusa. (Musyafa Musa).