10 Personil Kodim Rembang Jebolan Kopassus, Dandim Letkol Yudhi Yahya Berikan Pesan Khusus
Komandan Kodim 0720 Rembang, Letkol Inf Yudhi Yahya memimpin apel pagi, baru-baru ini.
Komandan Kodim 0720 Rembang, Letkol Inf Yudhi Yahya memimpin apel pagi, baru-baru ini.

Rembang – Di hari ulang tahun Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ke-72 pada hari Selasa 16 April 2024, menjadi menarik untuk dikulik bagaimana sepak terjang mereka di jajaran Kodim Rembang.

Sedikitnya ada 10 personil anggota TNI di jajaran Kodim Rembang yang merupakan jebolan Kopassus. Mereka sekarang rata-rata menjadi Bintara Pembina Desa (Babinsa).

Komandan Kodim Rembang, Letkol Inf Yudhi Yahya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Kopassus.

“Kebanggaan TNI Angkatan darat, semoga semakin jaya dan profesional,” tandasnya.

Ia pribadi selepas lulus dari Akademi Militer sebenarnya sangat tertarik ikut bergabung ke Kopassus. Meski jalan hidup berkata lain, namun Yudhi tetap bangga dengan keberadaan salah satu pasukan elite tersebut.

“Walaupun tidak masuk di kesatuan Kopassus, saya tetap bangga mas,” beber Yudhi.

Letkol Yudhi menambahkan biasanya anggota Kopassus yang berusia di atas 40 tahun, sudah dikembalikan ke satuan teritorial kewilayahan, termasuk Kodim Rembang.

“Kalaupun masih bertahan di kesatuannya Kopassus, kemungkinan besar masih dibutuhkan tenaga dan keahliannya,” imbuhnya.

Setelah berdinas ke wilayah, baret merah berganti ke baret hijau. Namun ia yakin semangat komando yang tertanam di Kopassus, akan memberikan kebanggaan tersendiri. Letkol Yudhi berpesan selalu memberikan sumbangsih terbaik untuk masyarakat.

“Warna baret boleh berganti, tapi saya yakin semangat dan jiwa dari kesatuan awalnya Kopassus akan selalu di hati mereka. Kalau brevet Kopassus tetap akan dipakai sampai kapanpun, karena ibaratnya itu adalah tanda sudah menempuh pendidikan di Kopassus,” terang Dandim Rembang.

Untuk menjadi anggota Kopassus, harus melewati seleksi ketat. Pendidikan dan latihan berlangsung sekira 7 bulan di Batujajar, Bandung, Jawa Barat.

“Anda ragu-ragu, kembali sekarang juga”. Begitulah slogan Kopassus yang menandakan betapa beratnya proses latihan.

Ada 3 latihan yang dianggap paling ekstrim. Pertama, bertahan hidup di tengah hutan, kemudian dopper atau merangkak di tempat berlumpur, lalu ditembaki dari atas oleh tim pelatih. Salah sedikit saja, nyawa taruhannya.

Selanjutnya latihan menyelam di kedalaman 16 meter, tanpa menggunakan alat.

Puncaknya, jalan kaki dari Situ Lembang Bandung menuju Pantai Permisan Cilacap berjarak 500 an kilo meter selama 10 hari, dengan membawa beban seberat 20 kilo gram.

Kemudian dilanjutkan fase pelolosan dan tawanan di Nusakambangan. Satu per satu dilepas tanpa bekal, menembus segala rintangan.

Seluruh prajurit juga akan merasakan penyiksaan, seperti halnya seorang tawanan. Tahapan ini bahkan sering disebut Minggu Neraka.

Mereka yang lolos, akan mendapatkan baret merah, baju loreng darah mengalir dan pisau komando. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan