

Rembang – Masyarakat pecinta olahraga di Kabupaten Rembang mendesak pemerintah kabupaten lebih peduli terhadap fasilitas olahraga yang saat ini masih sangat memprihatinkan.
Bahkan Pemkab dianggap seperti tidak ada greget terhadap sektor olahraga.
“Kita sebagai pecinta olahraga, prihatin. Kami berharap kalau pemerintah belum sanggup membuat sport center, kenapa tidak memperbagus Stadion Krida. Ditata tribunnya, rumputnya, halamannya dan dibuat lintasan lari untuk kepentingan masyarakat. Masak puluhan tahun kok nggak ada perubahan,” keluh seorang pecinta olahraga di Rembang, Ahmad Yulianto.
Ahmad mengungkapkan dalam waktu dekat akan berlangsung Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Ia berharap anggota DPRD turut memperjuangkan anggaran renovasi Stadion Krida, sehingga bisa menjadi skala prioritas Pemkab Rembang.
“Semoga bisa diperjuangkan tahun ini, agar tahun 2025 terwujud,” imbuhnya.
Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kabupaten Rembang, Rukin berpendapat daripada membangun Sport Center yang menelan biaya ratusan miliar rupiah dan hanya menjadi angan-angan saja, lebih baik Pemkab merenovasi Stadion Krida.
Terkhusus Rukin mengusulkan dibangun lintasan lari sebagai sarana pembinaan cabang atletik dan fasilitas olahraga gratis untuk masyarakat.
“Selain pengembangan atletik, juga bisa dipakai warga untuk olahraga, lari-lari pagi dan sore mas. Masyarakat Rembang juga butuh untuk sehat,” ujarnya, Senin (19/02).
Rukin menyebut idealnya standar lintasan lari satu putaran 400 Meter. Tiap kali ada event kejuaraan, para atlet Kabupaten Rembang terpaksa mengungsi ke Stadion Joyokusumo Pati maupun “titip” ke pusat olahraga di Unnes Semarang.
“Soalnya di Kabupaten Rembang tidak ada, mau gimana lagi,” imbuh Rukin.
Tanggapan dinas terkait.
Sementara itu, Kepala Bidang Olahraga Dindikpora Kab. Rembang, Hariyanto menanggapi pihaknya sering mengusulkan pembuatan lintasan lari di Stadion Krida, karena memang sudah menjadi kebutuhan. Namun usulan tersebut akhirnya tercoret, saat pembahasan anggaran.
“Tahun 2018, 2019 sebelum Corona pernah kita usulkan mas, tapi anggaran belum ada,” terangnya.
Hariyanto menambahkan pihaknya juga pernah bertanya ke pengelola Stadion Tri Lomba Juang Mugas Semarang yang sudah memiliki lintasan lari standar.
“Kita ingin tahu dari sisi teknis dan biaya. Intinya ada klasifikasi biaya, tergantung bahan yang dipakai,” kata Hariyanto.
Kalau ada lintasan lari di Stadion Krida, menurutnya akan semakin menggaungkan semangat berolahraga.
“Di stadion kan sudah ramai, ada volli, panjat tebing, latihan panahan, Muay Thai. Kalau ada lintasan lari, malah akan tambah bagus. UMKM di sekitar situ kan ya jadi tambah ramai,” bebernya.
Dari sisi sisa tanah yang mengitari lapangan Stadion Krida, Hariyanto menimpali masih memungkinkan membuat lintasan lari standar. Posisinya agak mepet dengan tribun penonton.
“Hasil koordinasi saya dengan pengurus atletik, masih bisa dibuat 4 lintasan yang muter. Sedangkan yang track lurus, maksimal 6. Yang mahal cor betonnya muter, harus rata dan tidak mudah retak. Kalau retak, karetnya lintasan akan mudah sobek,” pungkas Hariyanto.
Sebagai perbandingan, daerah tetangga Kabupaten Rembang, yakni Kabupaten Pati merenovasi Stadion Joyokusumo tahun 2021 lalu. Salah satunya membuat lintasan lari yang menelan biaya sekira Rp 5 Miliar.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz dalam sesi wawancara belum lama ini mengaku masih memendam rencana pembangunan sport center. Ia sempat mengincar lahan di sekitar Desa Ketangi Kecamatan Pamotan.
Tapi angan-angan itu terbentur pada masa jabatannya sebagai kepala daerah.
“Kalau jabatan saya full 5 tahun, mungkin bisa ngejar mas. Tapi ini kan kabarnya hanya sampai 2024, jadi ya kelihatannya masih sulit,” ucapnya tanpa menyinggung wacana renovasi Stadion Krida. (Musyafa Musa).