Makkah – Banyak yang ingin tahu kalau menunaikan ibadah haji di tanah suci, bagaimana sarana transportasi untuk jemaah haji dan petugas haji sendiri ??
Pihak Kementerian Agama RI yang bekerja sama dengan otoritas pemerintah setempat sudah menyiapkan bus-bus GRATIS, untuk membawa jemaah dari hotel tempat penginapan menuju Masjidil Haram.
Operasionalnya 24 jam non stop. Kecuali pada saat menjelang dan puncak haji Arafah Muzdalifah Mina (Armuzna), bus berhenti sementara.
Saat berangkat, bus-bus yang disebut Bus Shalawat ini sudah parkir di depan hotel.
Kalau tidak seperti itu, jemaah haji biasanya menunggu di depan hotel, kemudian bus yang melaju sesuai jalurnya akan berhenti untuk mengangkut jemaah haji Indonesia. Karena sopir bus bukan orang Indonesia (rata-rata warga lokal-Red), sering kali muncul kendala komunikasi.
Di sinilah peran petugas haji bidang transportasi menjadi sangat penting, karena ada keterlibatan warga Indonesia yang sudah bermukim di Makkah sebagai petugas, dapat membantu mengkomunikasikan.
Bus Shalawat ini memiliki kode nomor, supaya jemaah haji lebih mudah menghafal.
Saat musim haji tahun 2023, kode nomor bus 1 sampai dengan 12, sekaligus dicantumkan jalur dari terminal dan daerah hotel tempat menginap para jemaah.
Misalnya, bus nomor 3 tujuan Syisyah – Terminal Syb Amir, kemudian bus nomor 11 Misfalah – Terminal Jiad.
Begitu pula saat jemaah haji akan pulang dari ibadah di Masjidil Haram ke hotel, mereka tinggal datang ke terminal lagi dan naik ke bus sesuai nomor.
“Kalau salah nomor, ya pasti jemaah akan bingung, karena sudah beda route. Makanya jemaah harus menghafal nomor-nomor kode bus, biar pulangnya turun di titik ia berangkat. Termasuk petugas haji di Sektor Khusus Masjidil Haram, juga bisa memanfaatkan bus ini, pulang – pergi,” kata Syafiuddin, salah satu petugas haji Sektor Khusus Masjidil Haram.
Bus Alternatif
Selain Bus Shalawat, ada pula Bus Makkah yang dikerahkan oleh Kerajaan Arab Saudi sebagai angkutan umum dan lagi-lagi GRATIS.
Anda mau jalan-jalan kemana saja menggunakan Bus Makkah saat musim haji, tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun.
Saya pun sering menggunakan fasilitas Bus Makkah ini, saat berangkat dan pulang dari Masjidil Haram, kalau kebetulan antrian Bus Shalawat agak ramai. Termasuk untuk keperluan Umrah sunnah, banyak jemaah dari berbagai negara naik bus tersebut.
Bus Makkah juga ada kode nomornya, tinggal dibaca dan dihafalkan saja arah tujuannya.
Menurut saya, Bus Makkah ini lebih nyaman, karena memiliki kapasitas kursi cukup banyak, longgar dan terdapat layar monitor guna mengecek titik-titik pemberhentian. Apalagi yang bus gandeng, wuihh ukurannya panjang banget.
“Kuncinya, naik dan turun Bus Makkah ini sudah ada halte-haltenya. Jangan coba-coba menghentikan bus di luar halte, nggak bakalan berhenti dia. Kalau jemaah ingin variasi selain Bus Shalawat, ndak masalah naik Bus Makkah, yang penting hafal kode nomornya,” tutur seorang jemaah haji Indonesia, Muhammad Anwar.
Salah satu pelajaran yang bisa saya ambil selama menggunakan Bus Makkah, bercampur menjadi satu dengan penduduk setempat, mereka begitu sangat menghargai penumpang wanita maupun berusia lanjut.
Begitu tahu ada penumpang wanita dan Lansia berdiri, tanpa diminta pun, penumpang pria langsung mempersilahkan tempat duduknya. Gantian ia yang berdiri.
“Rasa kepeduliannya luar biasa dan pemandangan semacam itu sering saya jumpai,” imbuh Anwar.
Sedangkan khusus untuk di Madinah, hotel tempat menginap jemaah haji, mayoritas berdekatan dengan Masjid Nabawi, sehingga cukup berjalan kaki untuk pulang pergi hotel – masjid. Jemaah sangat jarang memerlukan armada bus, kalau di Madinah.
Setelah membahas bus gratis, pada tulisan berikutnya akan saya kisahkan tentang deretan mall mewah di dekat Masjidil Haram. Ada barang yang dijual, membuat saya sangat terkejut, apa itu ?? (Musyafa Musa).