Terbayang Tidak, Rembang Tahun 2045 Akan Seperti Apa ??
Rembang, sebagai pusat ibu kota kabupaten.
Rembang, sebagai pusat ibu kota kabupaten.

Rembang – Pernahkah anda membayangkan bagaimana Kabupaten Rembang di tahun 2045 mendatang ?

Pemkab sudah membuat rancangan awal rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) tahun 2025 – 2045.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Rembang, Afan Martadi membeberkan sejumlah gambaran arah kebijakan.

Ia mencontohkan di sektor pertanian akan ada sistem pertanian pintar (smart farming) yang berbasis ekonomi hijau, serta memaksimalkan pertanian organik.

“Ekonomi hijau adalah sistem ekonomi yang berusaha mengurangi emisi karbon dan dampak negatif lainnya terhadap lingkungan,” ujarnya.

Di sektor pariwisata, menurutnya Lasem akan terus didorong menjadi cagar budaya nasional, sehingga ketertarikan terhadap Kabupaten Rembang akan semakin membahana.

“Mewujudkan Rembang sebagai destinasi wisata unggulan di tingkat nasional bahkan internasional. Potensi wisata kita luar biasa, alam, budaya, sejarah sampai heritage,” tandas Afan.

Afan menambahkan Rembang pada tahun 2045 juga melakukan pembangunan berkelanjutan, dalam mengkonservasi lahan kritis dan sumber daya air.

“Tentu dengan melibatkan masyarakat dan aparat penegak hukum,” ungkapnya.

Ia turut menyebut tempat pengelolaan akhir sampah (TPAS) Landoh Kecamatan Sulang menjadi pusat sumber energi baru dan terbarukan, setelah lokasi tersebut akan menerima kucuran dana bantuan dari luar negeri sebesar Rp 120 Miliar.

“Arah kebijakan ini salah satunya adalah pengelolaan sampah yang efektif,” terang Afan.

Selain sektor-sektor tersebut, masih banyak sektor lain yang dibidik untuk target tahun 2045, seperti koperasi, UKM, peningkatan tekhnologi informasi, mewujudkan struktur kelembagaan yang efektif dalam tata kelola birokrasi pemerintahan.

“Tak lupa juga mewujudkan sumber daya manusia yang berbudaya maju, adaptif, unggul, berdaya saing dan tidak meninggalkan nilai-nilai adat dan budaya lokal. Kedepan, tantangan budaya, akhlak, adat harus tetap melekat, walaupun teknologi informasi melaju dengan pesat,” pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan