

Assalamualaikum Wr. Wb.
Makkah – Setelah menempuh perjalanan sekira 4,5 jam dari Bandara King Abdul Aziz Arab Saudi, akhirnya bus sampai di terminal Syb Amir sekitar Masjidil Haram. Kala itu tanggal 02 Juni 2023, pukul 08.14 waktu setempat.
Dari kejauhan, Zam-Zam Tower tampak tinggi menjulang, sebagai pertanda lokasi Masjidil Haram. Menara setinggi 601 Meter, dengan 76 lantai dan 858 kamar tersebut, merupakan menara tertinggi ketiga di dunia.
Zam-Zam Tower berada di depan Masjidil Haram, tak hanya sebagai hotel, tetapi juga pusat perbelanjaan.
Nah..kita rombongan petugas haji berjalan kaki dari Terminal Syb Amir. Suasana belum begitu padat jemaah haji. Perkiraan 700 an Meter berjalan kaki.
Dari pintu luar di seberang jalan, kami sebenarnya sudah bisa melihat Ka’bah, tapi masih harus berjalan memutar dulu mencari akses masuk. Tidak sabar rasanya ingin segera mendekat.
Setelah diarahkan polisi Arab Saudi, rombongan mulai masuk pintu Masjidil Haram.
“Jujur saya mulai deg-degan,” batinku sambil terus berjalan.
Turun dari lift di dalam Masjid, akhirnya kali pertama saya menginjakkan kaki di area Tawaf Ka’bah, bagian utama Masjidil Haram.
Spontan, saya langsung sujud. Entah berapa kali linangan air mata menetes di lantai tawaf, sudah tak lagi saya hiraukan.
Pastinya campur aduk, senang, haru dan tidak menyangka. Apalagi ini pengalaman kali pertama. Ucapan Alhamdulillah berulang kali terlontar. Mungkin apa yang saya rasakan, juga dirasakan oleh jutaan jemaah lainnya.
“Kalau pertama kali datang ke sini, kok tidak menangis, mungkin hatinya terlalu keras. Siapa sich yang nggak meleleh, kita di Indonesia sehari lima waktu sholat, arah yang dituju kan sini, Ka’bah,” kata Mustofa, seorang rekan sesama petugas haji.
Kami menunaikan ibadah Umrah terlebih dahulu, mulai Tawaf 7 kali, kemudian Sa’i (berjalan kaki 7 kali dari bukit Shafa – Marwah) dan memotong rambut.
Tak lupa, do’a-do’a baik di tempat-tempat mustajab sekitar Ka’bah, seperti di Multazam (tempat antara sudut Hajar Aswad dan pintu Ka’bah), kemudian di Hijir Ismail (area sebelah utara Ka’bah dikelilingi pagar setengah lingkaran), belakang Maqam Ibrahim (sebuah batu tempat Nabi Ibrahim berpijak saat membangun Ka’bah, posisinya di sebelah timur Ka’bah), serta tempat mustajab lain, termasuk di lokasi antara Shafa dan Marwah.
Suasana sudah cukup padat di Shafa dan Marwah, tapi masih belum begitu banyak jemaah haji Indonesia, karena baru awal-awal keberangkatan jemaah Haji.
Lega, ibadah Umrah pun akhirnya selesai. Kebetulan waktu itu bersamaan hari Jum’at, sehingga saya memilih Sholat Jum’at di Masjidil Haram dan baru kembali ke hotel, sambil bersiap menunggu pengumuman penempatan tugas.
Setelah tulisan ini, saya punya cerita menarik, yang saya anggap sebuah keajaiban. (Musyafa Musa).
Wassalamualaikum Wr. Wb.