Rembang – Seorang pegawai negeri di Rembang mempunyai hobi unik. Meski dalam keseharian “hanya” menjadi petugas siram-siram tanaman, namun yang bersangkutan hobi bermain golf, sebuah jenis olahraga papan atas yang umumnya digemari para bos, pejabat tinggi dan orang-orang berduit.
Yah..namanya Supriyono, akrab dipanggil Moblong. Pria berusia 52 tahun, warga Desa Turusgede Rembang ini merupakan pegawai golongan I D di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang.
Ia menjadi sopir truk tangki air, untuk keperluan menyiram tanaman di jalur hijau maupun taman-taman kota.
Supriyono “moblong” dikenal sebagai salah satu sosok pegawai yang rajin dan memiliki dedikasi tinggi, dibalik keberhasilan penghijauan kawasan dalam Kota Rembang, belakangan ini.
Bagaimana awal kisah Supriyono cinta golf ? Sekira tahun 1986, saat lapangan golf sekitar GOR Mbesi Rembang masih dalam kondisi bagus, ia kebetulan menjadi penjaga GOR sekaligus caddy atau pendamping pemain golf.
Seringnya membawakan stick milik para pejabat, membuat Supriyono penasaran ikut coba-coba memukul bola golf.
“Saya masih ingat waktu itu era Bupati pak Suratman, kemudian pak Administratur Perhutani, pak Kapolres, banyak pokoknya yang saya dampingi. Tiap hari pegang stick, itu awal mula saya tertarik dengan golf,” ungkapnya, Sabtu (30/09).
Lambat laun Supriyono semakin cinta dengan olahraga golf. Bahkan ia rela menabung, untuk membeli stick golf yang harganya mencapai jutaan rupiah.
Baginya, uang bisa dicari. Sedangkan hobi bermain golf, memberikan sensasi kepuasan yang melebihi dari sekedar materi.
“Yang namanya hobi, sudah senang, ya apapun diperjuangkan mas,” kata Moblong tersenyum.
Supriyono membenarkan banyak rekan-rekannya sesama pegawai yang kerap meledek, karena hobinya bermain golf.
“Pegawai rendah saja kok mainnya kayak orang berduit, gitu bilangnya. Tapi mereka bercanda. Bagi yang baru tahu kalau saya pemain golf, juga kaget, nggak percaya,” imbuhnya.
Event terbaru, Supriyono memperkuat Kabupaten Rembang dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah tahun 2023.
“Namun sayang kalah dengan pemain dari tim Kota Semarang, sehingga kita belum bisa mempersembahkan medali,” ujar Moblong.
Disinggung tentang lapangan golf di Rembang yang sekarang kurang terurus, menurutnya kalau hanya untuk berlatih memukul bola golf, masih memungkinkan. Tapi untuk bermain golf, ia dalam sebulan rata-rata 3 kali, memilih lapangan golf di Cepu Blora.
“Yang di sebelah timur GOR Mbesi itu, kalau latihan memukul bola, masih bisa, biasanya tiap hari Jum’at. Kalau lapangan terdekat yang representatif ya saya pilih di Cepu,” pungkasnya.
Ia pun siap membantu berbagi ilmu dan pengalaman, apabila ada pemain pemula yang ingin belajar golf.
“Pemain golf di Rembang rata-rata kaum tua, jumlahnya paling cuma 5 orang. Belum ada yang muda-muda, mungkin menganggap golf olahraga mahal. Tapi ya nggak juga, yang paling penting niat dan kemauan, “ kata Moblong meyakinkan. (Musyafa Musa).