Wanita Disabilitas Ini Lontarkan Sejumlah Desakan, Saat Bertemu Para “Penggedhe” Rembang
Penyandang disabilitas hadir saat forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Pendopo Museum Kartini Rembang, Kamis (30/03).
Penyandang disabilitas hadir saat forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Pendopo Museum Kartini Rembang, Kamis (30/03). Tampak Bupati, Wakil Bupati, Sekda & Ketua DPRD Rembang.

Rembang – Penyandang disabilitas melontarkan sejumlah desakan kepada Pemerintah Kabupaten Rembang.

Nur Inayah, penyandang disabilitas warga Desa Sridadi, Rembang mengatakan yang pertama terkait pelatihan ketrampilan.

Ketika disabilitas dilatih, menurutnya harus ditindaklanjuti dengan pendampingan bantuan peralatan, supaya mereka mampu merintis usaha.

“Misal pelatihan menjahit, diadakan bantuan mesin jahit, sehingga bisa langsung mempraktekkan. Syukur-syukur ada bantuan dana juga, “ kata Nur.

Nur juga menyebut penyandang disabilitas termasuk kelompok warga rentan. Ia berharap semua disabilitas masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Termasuk ketika disabilitas memiliki anak yang kuliah, dapat dibantu melalui pemberian beasiswa.

“Mohon dimasukkan ke DTKS dan anak-anak kami yang sudah sekolah tinggi, dapat disokong beasiswa, “ imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Rembang, Abdul Hafidz menanggapi ia sudah memerintahkan dinas teknis agar pelatihan selalu diimbangi dengan langkah-langkah selanjutnya. Salah satunya bantuan peralatan.

“Kalau pelatihan saja, ya selesai sudah. Anak-anak yang dilatih, dipantau lagi mana yang butuh fasilitasi, jadi harus ada tindak lanjut, “ tuturnya.

Soal DTKS dan beasiswa, tidak secara otomatis disabilitas langsung masuk, karena perlu survei. Jika anak dari penyandang disabilitas memiliki prestasi sesuai yang disyaratkan, menurutnya bisa masuk program beasiswa.

“Soalnya program beasiswa ini bersifat umum, “ imbuh Hafidz.

Jika mengacu data Pemkab Rembang, warga penyandang disabilitas di Kabupaten Rembang sebanyak 597 orang, terbagi dalam disabilitas fisik, tuna netra, tuna rungu, mental dan disabilitas fisik maupun mental.

Kecamatan Rembang Kota paling banyak yakni 77 orang, disusul Kecamatan Lasem 66, kemudian Kecamatan Sulang 61, Kecamatan Pamotan 53, Kecamatan Kragan 46. Sementara yang paling sedikit, Kecamatan Pancur 22 orang. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan