Lasem – Purworejo, Kaliori Memakan Waktu 8 Jam, Normalnya Hanya Setengah Jam
Kanit Turjawali Satlantas Polres Rembang, Ipda Christiyono dialog dengan kernet truk. (Foto atas) Kemacetan sekitar Pantura gapura Desa Banyudono Kecamatan Kaliori.
Kanit Turjawali Satlantas Polres Rembang, Ipda Christiyono dialog dengan kernet truk. (Foto atas) Kemacetan sekitar Pantura gapura Desa Banyudono Kecamatan Kaliori.

Rembang – Jalur Pantura Rembang – Juwana – Pati, hingga Minggu siang (02 April 2023) masih macet parah, terutama arus kendaraan dari arah Surabaya menuju Semarang. Kondisi ini memprihatinkan, karena menjelang arus mudik Lebaran.

Kemacetan sudah mulai terjadi sejak Sabtu siang. Penyebabnya beragam.

Dari kendaraan mogok, kemudian dampak perbaikan jalur Pantura di Batangan, Pati dan imbas perbaikan jembatan Juwana, Pati yang belum tuntas keseluruhan.

Antrian truk-truk besar mengular sangat panjang, bahkan masuk ke dalam Kota Rembang.

Kemacetan juga diperparah oleh kendaraan yang nekat melawan arus dan masih adanya sopir truk ketiduran di atas kendaraan, karena kelelahan.

Sumadi, seorang sopir truk dari Tuban tujuan Kendal mengatakan terjebak macet dari Lasem sekira pukul 02.00 pagi dini hari.

Pada pukul 10.00 Wib masih berada di jalur Pantura depan SPBU Purworejo Kecamatan Kaliori, sehingga Lasem – Kaliori yang normalnya ditempuh sekira setengah jam, kini memakan waktu 8 jam.

“Capek mas, harusnya sudah nyampe, ini belum nyampe, “ ungkapnya.

Ia yang membawa semen curah tersebut, mengaku jenuh menghadapi macet Pantura Rembang – Juwana, karena terjadi setiap hari dan sudah berlangsung cukup lama.

Dampak lain, ongkos membeli solar membengkak. Kalau normal 150 liter, begitu macet harus menambah 50 liter lagi. Padahal uang saku dari perusahaan tetap.

“Tidak ada naiknya, tapi beli BBM nambah. Resiko ya di sopir mas, “ imbuh warga Desa Doropayung Kecamatan Pancur Rembang ini.

Hal senada diungkapkan Sugiyanto, sopir truk lainnya. Macet parah semacam ini, sudah pasti biaya membeli solar bertambah. Belum lagi ongkos makan minum di perjalanan.

“Saya waktu berangkat dari barat ke timur, sudah kena macet 12 jam. Lha ini dari timur ke barat, macet lagi, “ keluhnya.

Ia yang membawa bahan tambang tujuan Tangerang, duduk-duduk di bawah gapura masuk Rembang, Desa Banyudono Kecamatan Kaliori.

Sugiyanto membandingkan dengan proyek-proyek jalan di Provinsi Jawa Barat maupun Jawa Timur yang menurutnya lebih cepat selesai, ketimbang di Jawa Tengah.

“Jabar, Jatim kalau macet, macet total, tapi 1 – 2 bulan gitu selesai. Misalnya pengecoran jalan, sana sudah pakai mesin pak. Sini kok masih manual kayak gitu, “ beber Sugiyanto.

Kanit Pengaturan Penjagaan Pengawalan Dan Patroli (Turjawali) Satlantas Polres Rembang, Ipda Christiyono menjelaskan untuk mobil pribadi diarahkan menuju jalur alternatif.

Pihaknya juga siaga di perbatasan Rembang – Pati, guna mengantisipasi bertambahnya penumpukan kendaraan. Termasuk menertibkan kendaraan yang melawan arus.

“Kita terus patroli, prioritaskan untuk mendorong kendaraan dari arah timur, supaya lebih cepat terurai. Ini bergantian soalnya. Petugas tiap 6 jam sekali kita ganti, karena situasi sedang puasa, “ ucapnya.

Menurut informasi dari pihak pemborong, jembatan Juwana Kabupaten Pati, belum tuntas 100 %. Jembatan yang sempat terbakar dan dibongkar total itu, sampai Minggu pagi (02/04), baru dibuka satu lajur.

Khusus pada puncak arus mudik Lebaran nanti, truk-truk besar dilarang melintas jalur Pantura, guna menghindari kesemrawutan. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan