Kerugian Sektor Pertanian Akibat Banjir Diungkap Angkanya, Petani Tembakau Paling Diuji
Tanaman tembakau di Desa Kuangsan Kecamatan Kaliori nyaris tidak terlihat, akibat terendam banjir.
Tanaman tembakau di Desa Kuangsan Kecamatan Kaliori nyaris tidak terlihat, akibat terendam banjir.

Rembang – Kerugian sementara di sektor pertanian akibat banjir besar yang melanda Kecamatan Sumber dan Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, diperkirakan mencapai Rp 2,85 Miliar. Estimasi kerugian dihitung antara Rp 8 – 10 Juta per hektar.

Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menuturkan berdasarkan hasil pendataan, luas lahan pertanian yang terdampak banjir mencapai hampir 300 an hektar, meliputi tanaman jagung, tembakau, cabai dan palawija lainnya.

“Paling luas yang terkena banjir adalah tanaman jagung, hampir 200 hektar. Tapi ini masih terus kita update mas, kalau ada perkembangan, akan kita sampaikan, “ ungkapnya, Minggu (16/10).

Agus membenarkan khusus petani tembakau mendapatkan ujian yang luar biasa. Kala itu saat awal tanam menghadapi cuaca ekstrim, sehingga beberapa kali gagal.

Selanjutnya ada sebagian kecil petani yang bisa menanam ulang, dengan memanfaatkan sisa bibit. Namun ketika memasuki masa panen seperti sekarang, justru diterjang banjir.

“Khusus tembakau memang luar biasa dampaknya. Data yang dilaporkan lahan tembakau terkena banjir kisaran 37 hektar. Sudah kami sampaikan kepada pimpinan, untuk dicarikan solusinya, “ imbuh Agus.

Menurut Agus Iwan, kalau lahan memiliki saluran drainase yang bagus, sehingga banjir lekas surut, masih ada kemungkinan bisa panen, meski dengan kualitas hasil menurun.

Tapi melihat kondisi banjir di dua kecamatan tersebut, debet airnya tergolong sangat besar, mayoritas tanaman akan sulit untuk diselamatkan.

“Biasanya ketika sudah seperti itu, tanaman akan dicabut dan diganti tanaman padi, karena ini sudah masuk masa tanam pertama, “ terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kuangsan Kecamatan Kaliori, Tarmuji mengatakan tembakau yang tergenang banjir di desanya termasuk parah, lebih-lebih di lokasi lahan dataran rendah dan berada di pinggir bantaran sungai.

“Banjir sudah surut, banyak tanaman yang rusak. Petani akan cek dalam satu dua hari kedepan. Semoga saja nggak ada banjir susulan, “ kata Tarmuji.

Selain sektor pertanian, banjir juga menimbulkan kerugian di bidang infrastruktur maupun harta benda milik masyarakat, yang nominalnya lebih besar.

Sebelumnya, banjir melanda 10 desa di Kecamatan Sumber dan Kecamatan Kaliori, sejak Jum’at malam hingga Sabtu pagi kemarin. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan