

Rembang – Ojek online (Ojol) Grab di Rembang, jumlahnya mencapai ratusan orang. Mayoritas adalah kaum laki-laki, tapi di balik itu terselip kisah pengendara Ojol perempuan yang tergolong tangguh.
Namanya Lidya Yuliana Prihatiningrum, warga Desa Sumberjo, Rembang. Saat berbincang dengan Reporter R2B baru-baru ini, Lidya Yuliana mengaku sempat bekerja sebagai penjaga toko.
Namun karena gajinya tak seberapa, ia kemudian terbersit ide beralih menjadi ojek online saja. Barulah sejak bulan Agustus 2022, wanita berusia 23 tahun tersebut, mulai resmi berjaket hijau Grab.
“Kebetulan saya baru Agustus kemarin mas. Soalnya kerja di toko, nggak sebanding dengan waktunya, “ ungkapnya.
Ditanya suka duka, Lidya yang merupakan janda dengan anak 1 ini membeberkan sukanya memiliki banyak teman sesama pengendara ojek online. Kalau dukanya, ketika dikomplain oleh pengguna jasa, akibat menu pesanan yang diantarkan sedikit tumpah.
“Dukanya kalau ada customer rewel gitu, kadang ada yang komplain, ada pesanan makanan tumpah. Kan kita nggak tahu juga ya, perjalanan seperti apa, kadang nggak sesuai prediksi, “ kata Lidya.
Saat kondisi ramai, Lidya menimpali bisa membawa pulang Rp 100 Ribu per hari. Namun ketika sepi, rata-rata Rp 50 Ribuan.
“Ya semoga lancar kedepannya, semua saya lakukan demi anak, “ imbuhnya lirih.
Sementara itu, rekan sesama pengendara ojek online, Arif Kurniawan menilai kalau di Rembang, wanita ojek online masih sangat jarang. Kalaupun ada, ia membenarkan sosoknya memang tangguh-tangguh.
“Mereka bisa on dari pagi sampai sore, “ ujarnya.
Arif mencontohkan Ojol perempuan seperti Lidya Yuliana pernah mengantarkan penumpang laki-laki sampai Pamotan. Hal seperti itu, tentu menjadi momen yang langka dan ada tantangan tersendiri.
“Ojol perempuan kalau dapat penumpang perempuan ya senang. Tapi kalau dapat laki-laki ya nggak ditolak, karena tuntutan pekerjaan. Mbak Lidya itu sempat cerita pernah nganter penumpang laki-laki sampai ke Pamotan, “ beber Arif.
Meski bekerja di lingkungan mayoritas Ojol laki-laki, namun pihaknya tetap menghormati Lidya, sebagaimana seorang wanita. Ia pribadi justru merasa bangga ada wanita mau bekerja menjadi ojek online.
“Kita hormati dia sebagai perempuan. Kalau pas kumpul-kumpul ya biasa diajak ngobrol, nggak dibeda-bedakan. Yang jelas kita malah bangga, “ tandasnya.
Menurut Arif, sosok Lidya yang tangguh, berani dan mau bekerja keras, bisa menginspirasi untuk siapa saja.
“Utamanya bagi kaum laki-laki, jangan mau kalah dengan Lidya yang semangat bekerja, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).