Gas Di Kecamatan Sumber Macet, Bupati Ungkap Hitung-Hitungan Uang Yang Gagal Masuk Daerah
Bupati Rembang, Abdul Hafidz (baju batik) saat berbincang dengan pegawai stasiun pengisian gas di Dusun Padas Desa Jatihadi Kecamatan Sumber, beberapa waktu lalu.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz (baju batik) saat berbincang dengan pegawai stasiun pengisian gas di Dusun Padas Desa Jatihadi Kecamatan Sumber, beberapa waktu lalu.

Sumber – Sumur gas Desa Krikilan Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang yang dialirkan ke stasiun pengisian di Dusun Padas Desa Jatihadi Kecamatan Sumber, hingga bulan September ini masih berhenti beroperasi.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengatakan secara teknis belum mengetahui pasti penyebabnya. Apakah karena pengaruh lumpur atau kandungan air terlalu banyak, sehingga kadar gasnya tidak layak untuk diproduksi, atau ada faktor lain.

“Saya tidak tahu persis kendala apa yang mengganggu produksi gas di Kecamatan Sumber, “ ungkapnya.

Ia sebatas menerima informasi akan ada perbaikan pada bulan September 2022 ini oleh pihak-pihak terkait, seperti investor maupun Pertamina. Namun menurut Bupati kemungkinan waktunya molor.

“Kelihatannya kok mundur ini, “ kata Bupati.

Hafidz berharap setelah perbaikan nanti, ada kabar melegakan. Jangan sampai proyek gas yang sudah diperjuangkan sejak lama itu, justru ditutup karena dari sisi teknis tidak layak.

“Apakah setelah perbaikan nanti akan bisa baik atau memang sudah tidak layak, muda-mudahan nggak sampai ditutup dan kelak tetap bisa berproduksi, “ imbuhnya.

Abdul Hafidz menambahkan kandungan sumur gas Krikilan sebelumnya ditaksir mencapai 3 Juta kaki kubik per hari atau setara dengan 15 – 20 rit kendaraan truk pengangkut.

Saat kondisi normal, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Rembang Migas Energi mendapatkan semacam bagi hasil rata-rata Rp 400 Juta setiap bulan. Bahkan sesuai proyeksi akan mampu setor deviden kepada daerah Rp 2 – 3 Miliar tahun ini.

Namun sayangnya terjadi kendala produksi berhenti, sehingga hitung-hitungan tersebut dipastikan tidak akan tercapai.

“Kami merasa prihatin, karena harapan yang sudah digadang-gadang untuk berikan deviden ke daerah, tidak sesuai perkiraan akibat gas berhenti sejak bulan Maret atau April lalu, “ terangnya.

Namun di sisi lain, modal dari anggaran daerah yang digelontorkan kepada BUMD PT Rembang Migas Energi sebesar Rp 2 Miliar sudah lunas. Bahkan BUMD tersebut juga sempat menyetor deviden kepada kas daerah sebesar Rp 700 Juta lebih.

“Alhamdulilahnya modal untuk BUMD sudah lunas dan tahun kemarin sudah beri kontribusi kepada daerah 700 Juta sekian, “ beber Bupati.

Sebelumnya, uji coba pengaliran gas dari sumur Krikilan ke stasiun pengisian, berlangsung sejak bulan Februari tahun 2020.

Bulan November 2021 sempat muncul gangguan, kemudian diperbaiki. Februari 2022 mulai produksi lagi, meski belum mampu 100 %. Tapi tak kuat bertahan lama, kembali terjadi gangguan. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan