Rembang – Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang menjadi pusara makam tokoh Pahlawan Emansipasi Wanita, RA. Kartini.
Siapa sangka, sejak tahun 2019 lalu, untuk pertama kali terpilih Kepala Desa Bulu adalah seorang wanita. Sebelumnya, jabatan Kades Bulu selalu diduduki kaum pria.
Yah..Kades Bulu, Suharyati menyadari betul desanya sering menjadi pusat perhatian nasional, karena keberadaan makam RA. Kartini. Apalagi dengan kisah perjuangan RA. Kartini begitu besar, untuk kaum wanita dan bangsa Indonesia.
“Tentunya menjadi inspirator bagi kaum perempuan, sehingga kita bisa menikmati kesetaraan sampai detik ini. Makanya kita harus melanjutkan cita-cita beliau, “ kata Suharyati, Kamis (21 April 2022).
Sejak menjadi Kades wanita pertama di Desa Bulu, ia sudah bertekad untuk memberikan sentuhan inovasi dan warna baru di sekitar makam RA. Kartini.
Pertama, pihaknya membangun Taman Bulu Akar Kartini (TBAK) di sebelah utara makam RA. Kartini. Dukungan dana desa hanya sekira Rp 400 Jutaan, sedangkan anggaran yang tersedot sudah mencapai Miliaran rupiah. Ia tak menghitung berapa uang pribadi yang masuk, karena baginya TBAK harus terwujud.
“Kami ingin di sekitar makam, nggak seperti dulu lagi. Makanya kita buat tempat-tempat baru, sebagai destinasi penunjang, “ imbuh wanita berusia 42 tahun ini.
Selain itu, di sebelah barat makam, dibangun waduk buatan yang diberi nama Telaga Kartini. Lokasi tersebut saat ini menjadi tempat favorit untuk pemancingan ikan.
Sedangkan di sebelah selatan makam, pihaknya juga merintis kawasan Agrowisata perkebunan pisang. Agrowisata ini kebetulan menempati tanah bengkok kepala desa.
“Secara bertahap, kami akan terus melakukan penataan-penataan, sebagai bentuk rasa hormat yang luar biasa kepada RA. Kartini, “ tandasnya.
Semua langkah yang dilakukan itu, menurut Suharyati bertujuan agar pengunjung yang datang ke makam RA. Kartini, tidak langsung pulang seusai ziarah. Tapi mereka bisa memanfaatkan waktu untuk singgah ke sejumlah destinasi, yang akhirnya memberikan manfaat imbal balik kepada masyarakat setempat. (Musyafa Musa).