Komunitas Unik, Setiap Hari Memakai Kebaya!! Diungkap Alasannya
Rahmi Hidayati, bersama kawan-kawannya ziarah ke makam RA. Kartini, Kamis (21/04).
Rahmi Hidayati, bersama kawan-kawannya ziarah ke makam RA. Kartini, Kamis (21/04).

Rembang – Umumnya wanita Indonesia memakai kebaya hanya pada momen-momen tertentu, termasuk ketika peringatan Hari Kartini. Namun ada sekelompok wanita yang setiap hari kemanapun mereka pergi, selalu mengenakan kebaya.

Nah..Rahmi Hidayati, sosok wanita asal Jakarta inilah yang mendirikan Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia. Para wanita di komunitas ini setiap hari, selalu memakai kebaya, jenis Kebaya Kartini, karena bentuknya sama seperti yang dipakai pahlawan RA. Kartini.

Menurut Rahmi, ada beragam jenis kebaya, meliputi Kebaya Kartini, Kutu Baru, Encim dan Kebaya Nonik. Meski model berbeda, namun pakemnya sama, semisal ada bukaan di depan, lengan tangan panjang dan membentuk lekuk tubuh.

“Kalau Kebaya Kartini, bukaannya ketemu di tengah. Kalau bentuk kotak di depan itu, namanya kebaya Kutu Baru, “ ujarnya.

Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia, pada hari Kamis (21 April 2022) datang ke makam RA. Kartini di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, untuk berziarah.

“Kami hadir di sini, ingin merayakan Hari Kartini di makamnya Ibu Kartini dengan mengenakan Kebaya Kartini. Beliau memiliki peran berlipat ganda bagi kami, “ ucap Rahmi.

Rahmi menambahkan ia bersama komunitasnya ketika keluar rumah, tidak lepas dari pakaian Kebaya Kartini. Bahkan saat naik gunung, terbang paralayang hingga mendayung di atas danau, selalu berkebaya. Memang jenis kain dan bentuknya ditata sedemikian rupa, supaya memudahkan aktivitas keseharian.

Ia bertekad akan terus mengkampanyekan kebaya sebagai pakaian khas perempuan Indonesia, sehingga dunia tahu bahwa kebaya dari Indonesia.

“Sama halnya ketika kita lihat wanita memakai sari, itu pasti dari India. Wanita memakai kimono, mereka dari Jepang. Kita ingin saat wanita memakai kebaya, semua langsung tahu bahwa dari Indonesia, “ tandasnya.

Wanita lulusan Universitas Indonesia ini menyadari tantangan bahwa banyak yang menganggap kebaya itu ribet dan terkesan seperti nenek-nenek. Padahal kalau sudah memahami cara pemakaian, di balik kebaya terselip penampilan keren khas ala Indonesia.

“Ini jadi tantangan, terutama menyadarkan bagi generasi muda, “ tuturnya.

Rahmi tidak ingin suatu saat nanti pakaian kebaya juga diklaim oleh bangsa lain, karena pihaknya mendeteksi pernah ada upaya semacam itu. Kondisi tersebut yang mendorong pihaknya semakin semangat, membuat gerakan bersama, secara massal dan massif.

“Jangan sampai warisan budaya kita diaku-aku oleh bangsa lain. Kita ingin terus bergerak, sampai semua tahu bahwa kebaya itu adalah Indonesia, “ pungkasnya.

Nah..sahabat, kalau sudah seperti ini, kira-kira anda kaum wanita tertarik untuk menggunakan kebaya sebagai pakaian harian ? Yukk dicoba, kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan