Rembang – Keberadaan relawan menjadi bagian penting, tiap kali terjadi bencana alam. Mereka ikut turun tangan dalam setiap pergerakan di lokasi bencana, bersama masyarakat dan aparat pemerintah.
Banser Tanggap Bencana (Bagana) salah satunya. Ketika banjir melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Rembang pada bulan Maret, sepak terjang Bagana kerap muncul di tengah hiruk pikuk masyarakat.
Munawar, seorang anggota Bagana di Desa Grawan Kecamatan Sumber mengaku menjadi relawan adalah bagian panggilan hati yang didasari kepedulian dan empati terhadap sesama.
“Semua berawal dari rasa mas, lagipula hal-hal semacam ini sudah lama kita jalani. Bagana bagian dari GP Ansor dan Banser, “ ungkapnya.
Bagana sendiri memiliki tugas respon cepat apabila ada bencana. Lebih-lebih setelah muncul prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) adanya curah hujan tinggi, membuat pihaknya siap siaga untuk membantu pemerintah.
“Saat ini komando dari pimpinan cabang GP Ansor, Bagana sedang dalam kondisi siaga. Begitu ada mendung tebal disertai hujan deras, itu alarm kami, jadi harus siap-siap, “ kata Munawar.
Munawar menimpali segala aktivitas di sawah atau bahkan keperluan keluarga, langsung ia tinggalkan, manakala ia menerima informasi di sekitar tempat tinggalnya di Kecamatan Sumber, terjadi bencana.
“Pokoke langsung tak tinggal gitu saja mas. Alhamdulilah kalau sudah seperti itu, anak isteri memahami aktivitas saya, di luar pekerjaan pokok sebagai petani dan pengebor sumur, “ imbuh Munawar.
Pria berbadan tinggi besar ini mengisahkan pengalamannya, saat pohon tumbang menghalangi jalan di sebelah timur Desa Grawan Kecamatan Sumber. Upaya penebangan baru selesai hingga larut, mendekati tengah malam.
“Kita punyanya alat manual, jadi nunggu petugas BDBD datang dulu. Setelah itu, kita bersama-sama, yang penting pohon bisa segera disingkirkan dan tidak mengganggu lalu lintas, “ tuturnya.
Termasuk banjir di Desa Megulung Kecamatan Sumber. Bagana mengerahkan personil, guna membantu warga terdampak, misalnya ikut membersihkan sisa banjir dan membagikan paket Sembako.
Mereka juga berjaga-jaga di jalan raya yang terendam, membantu pengguna jalan yang kendaraannya mogok, akibat kemasukan air.
“Sebenarnya waktu mau lewat, sudah kita ingatkan, pak tidak bisa ini karena dalam airnya. Tapi masih saja memaksa lewat, lha di tengah jalan mogok. Akhirnya kita bareng-bareng mendorong kendaraan keluar dari jebakan banjir, “ kenangnya.
Kepala Satuan Khusus Bagana Kabupaten Rembang, Syaiful Halim menjelaskan anggota Bagana saat ini sudah lebih dari 150 personil, tersebar di wilayah kecamatan sampai tingkat desa.
“Di Banser ada sejumlah satuan khusus, salah satunya Bagana. Di Kabupaten Rembang sendiri sudah lebih dari 150 anggota yang terlatih, “ ungkap Syaiful.
Menurutnya, Bagana mulai aktif tahun 2015 lalu, kala itu GP Ansor Kabupaten Rembang masih di bawah kendali Gus Hanies Cholil Barro’ (Wakil Bupati sekarang-Red).
“Kalau pas situasi normal, Bagana juga melakukan mitigasi atau pemetaan kerawanan bencana, sebagai bentuk pencegahan, “ kata pria yang tinggal di Desa Pamotan Kecamatan Pamotan ini.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Sri Jarwati mengapresiasi dukungan dari seluruh komunitas relawan tanggap bencana.
“Kami sudah membentuk group WhatsApp relawan, masing-masing organisasi ada perwakilan. Tentu untuk mempermudah komunikasi dan saling berbagi informasi tentang masalah kebencanaan. Terima kasih, kita akan terus tingkatkan sinergitas semacam ini, “ ungkap Sri ketika bertemu dengan komunitas relawan, beberapa waktu lalu. (Musyafa Musa).