Sedan – Destinasi wisata Ngulahan Park di Desa Ngulahan Kecamatan Sedan terus bergerak, untuk menambah koleksi satwa yang dilepas ke alam bebas.
Salah satu tokoh pemuda Desa Ngulahan, Haryanto menjelaskan Ngulahan Park mengusung konsep konservasi alam, dengan ditandai hewan-hewan liar tidak dikurung di dalam kandang.
Pengunjung bisa merasakan sensasi memberikan makan burung, serta foto bareng dengan satwa yang sudah jinak.
“Hewan-hewan ini dilatih agar terbiasa dekat dengan pengunjung. Setiap hari ramai mas, terutama pada Jumat sampai Minggu, pengunjung tambah ramai. Pengunjung bisa naik kuda pula, mengitari lapangan atau area taman Ngulahan Park, “ tuturnya.
Haryanto menambahkan jenis burung rangkong dan kasuari, sering menyedot perhatian wisatawan, karena burung yang dilindungi tersebut, populasinya sudah tergolong langka.
Pihak pengelola juga berupaya mengembangbiakkan beragam jenis burung, salah satunya burung jalak. Bagi masyarakat atau instansi pemerintah yang ingin membantu tambahan koleksi satwa, pengelola membuka tangan lebar-lebar. Mengingat total luas lahan Ngulahan Park mencapai 3 hektar dan baru 1 hektar yang dimanfaatkan.
“Kita ingin jumlah koleksinya semakin banyak, agar memberikan warna yang lebih semarak lagi di sini, “ imbuh Haryanto.
Untuk tahap awal ini, pengunjung yang masuk hanya dikenakan tarif parkir kendaraan. Sepeda motor Rp 2.000, sedangkan mobil Rp 5.000.
“Wisatawan nggak hanya dari Kabupaten Rembang, tapi juga ada dari luar daerah. Pati, Blora, bahkan Tuban, pernah ada yang mampir ke sini, “ ujarnya.
Sementara itu anggota Komisi IV DPRD Rembang, Dumadiyono berpendapat Ngulahan Park memiliki keunikan tersendiri, karena selama ini belum ada konsep wisata yang satwanya dilepas tanpa kandang dan bisa berinteraksi langsung dengan pengunjung.
“Saya berharap kedepan Ngulahan Park bisa jadi wisata edukasi dan konservasi satu-satunya di Kabupaten Rembang atau bahkan di Indonesia, “ kata Dumadiyono.
Ia memberikan dukungan penuh, termasuk membantu koleksi satwa.
“Hari Kamis ini (24/03) saya kebetulan membantu 10 pasang jalak putih, “ kata Yon.
Pria yang akrab disapa Yon Valent ini mendorong agar semua pengelola obyek wisata di Kabupaten Rembang memunculkan ide dan gagasan baru, supaya pengunjung tidak merasa jenuh.
Selain itu, eksistensi dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Mengingat, ada fenomena obyek wisata viral sebentar, setelah itu tak lagi terdengar.
“Selama ini banyak wisata yang bermunculan, viral sebentar terus hilang, karena tidak punya konsep secara kontinyu, “ tandasnya.
Politisi Partai Hanura dari Kecamatan Kragan tersebut menambahkan dalam beberapa kali kesempatan rapat bersama antara Komisi IV DPRD dengan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata, masalah itu kerap ditekankan.
Dinas diminta intensif melakukan pendampingan sejak perencanaan, pengelolaan maupun pengembangan. (Musyafa Musa).