Rembang – Pemerintah Kabupaten Rembang tahun ini lebih fokus pada proyek pelebaran jalan.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyebut saat periode pertama menjabat sebagai Bupati, kebanyakan proyek infrastruktur jalan mengarah pada peningkatan. Tapi untuk tahun ini rata-rata pelebaran disertai peningkatan.
“Periode pertama saya kemarin, peningkatan jalan. Untuk periode kedua ini bukan peningkatan lagi, tapi rata-rata pelebaran. Mulai tahun ini pelebaran semua, dan ada juga yang peningkatan, “ terangnya.
Jalan yang sudah mulai dilebarkan seperti antara Jeruk – Nganguk di Kecamatan Kaliori, kemudian Sulang – Pomahan di Kecamatan Sulang.
“Pembangunan akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, “ kata Bupati.
Hafidz mengakui penataan jalan mesti dilengkapi dengan sarana penunjang, berupa lampu penerangan jalan umum (LPJU). Ia menyadari Rembang sering dijuluki kota gelap, kota jorok maupun kota yang tidak mempunyai identitas.
Maka soal LPJU, tahun ini dialokasikan anggaran Rp 9,2 Miliar, prioritas untuk sejumlah ruas jalan di sekitar Kota Rembang.
“Mulai Jalan Penthungan sampai Soklin Tireman. Jalannya sudah bagus sekarang, akan kita kasih LPJU. Kalau tahun kemarin jadi bulan-bulanan Medsos ada yang bilang, pajaknya dikorupsi pemerintah kabeh, kan gitu. Sekarang buktikan, sudah mulus, “ tandasnya.
Termasuk pembangunan gapura batas kota, Bupati berjanji tahun ini akan diselesaikan.
“Sing jenenge gapura batas kota ameh guling, akan kita perbaiki semua tahun ini, “ beber Hafidz.
Sementara itu, Ahmadi seorang warga di Kecamatan Kaliori menilai gapura batas kota diperlukan sebagai tanda pengguna jalan memasuki wilayah Kabupaten Rembang.
Menurutnya, selain di perbatasan Rembang – Pati, jalur Rembang – Blora juga harus diprioritaskan.
“Apalagi sana juga sudah masuk jalan nasional. Kalau kita masuk Blora, ada tandanya meski sederhana. Tapi masuk Rembang dari arah Blora, sama sekali nggak ada. Apalagi kalau malam, yang wilayah Blora terang, masuk Kabupaten Rembang gelap, “ ungkapnya. (Musyafa Musa).