

Rembang – Pihak Gereja Katholik Santo Petrus Dan Paulus Rembang menggelar kegiatan Jum’at Agung, dengan protokol kesehatan ketat. Bahkan 20 an muda mudi yang memperagakan adegan Tuhan Yesus ditangkap hingga akhirnya wafat disalib, semua memakai masker.
Pastor Gereja Katholik Santo Petrus Dan Paulus Rembang, Romo Stefanus Kholik Kurniadi menjelaskan kegiatan Jum’at Agung tahun ini terasa berbeda jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19.
“Saat kita visualisasikan drama menampilkan adegan penyaliban Tuhan Yesus, semua pemain bermasker. Kita patuhi protokol kesehatan, “ ujar Romo Stefanus, Jum’at (02 April 2021).
Setelah Jum’at Agung, pihak gereja masih akan menggelar rangkaian kegiatan pada Sabtu malam (03/04) dan Minggu pagi (04/04) menjadi puncak perayaan Paskah. Menurutnya, Paskah adalah momentum untuk semakin mengerti arti berkorban dan berserah diri kepada Tuhan.
“Paskah nya di Minggu pagi. Kita ambil hikmah dari kebangkitan Tuhan Yesus yang rela berkorban, “ tandasnya.
Disinggung pengamanan gereja yang terletak di pinggir jalur Pantura Jl. Diponegoro Rembang ini, Romo Stefanus Kholik mengakui semakin diperketat, menyusul terjadinya sejumlah peristiwa teror, belakangan ini. Pihak gereja merasa terbantu, karena aparat TNI/Polri turun langsung sejak hari Kamis kemarin.
“Kita dari internal gereja ada tim pengaman. Kebetulan anggota Banser ikut membantu, selain tentu saja dari TNI/Polri. Terima kasih, semoga di Rembang selalu aman, “ imbuh Romo Stefanus.
Selama perayaan, pihak gereja juga menyiarkan langsung melalui siaran streaming. Cara itu supaya jemaat tetap bisa menyaksikan, meski tidak hadir ke gereja. (Musyafa Musa).