Rembang – Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengecam sejumlah kejadian yang menyedot perhatian masyarakat, belakangan ini. Mulai dari kasus Sigi di Sulawesi Tengah, hingga peristiwa Petamburan – Jakarta. Mereka mendesak supaya pemerintah maupun aparat keamanan bertindak tegas, sehingga efeknya tidak semakin meluas.
Hari Minggu (29 November 2020), Gerakan Pemuda Ansor menggelar apel kebangsaan di lahan parkir kediaman Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas di sebelah selatan Stadion Krida Rembang. Hanya puluhan orang perwakilan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan pengurus Ansor yang datang langsung, sedangkan pengurus lain se Indonesia, termasuk di luar negeri, seperti Taiwan, Korea Selatan dan Mesir, mengikuti secara virtual.
Dalam apel kebangsaan tersebut, Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas menyoroti sejumlah masalah. Salah satunya pembantaian 1 keluarga di Sigi, Sulawesi tengah yang mengakibatkan 4 orang meninggal dunia dan 6 rumah dibakar oleh sekelompok orang tak dikenal.
“Ada 1 kelompok mengatasnamakan Islam, membunuh, menggorok saudara kita yang berbeda keyakinan. Sahabat-sahabat sekalian, kita sebagai kader Ansor, kita ingatkan kelompok seperti ini, hentikan perilaku kalian atau akan berhadapan dengan Banser. Kami akan bersama-sama TNI/Polri menghadang, menghancurkan dan menghabisi mereka, “ tegasnya.
Pria yang biasa disapa Gus Tutut ini menduga ada motif agama di balik peristiwa memilukan tersebut. Pihaknya mendesak aparat keamanan bergerak cepat mengusut tuntas. Bahkan ia memastikan GP Ansor siap mendukung upaya TNI/Polri menumpas kelompok-kelompok intoleran yang mengatasnamakan agama.
“Sigi motifnya agama, apa lagi, kita sudah tahu dari banyak informasi. Mereka tidak senang, karena ada umat Kristiani beribadah di sana, kemudian melakukan kekerasan terhadap umat Kristiani di Sigi. Jangan dibiarkan terlalu lama, saya kira aparat juga tahu kok siapa pentolannya. Identifikasi sudah diketahui, tinggal bertindak saja, nggak usah ragu, “ kata Yaqut kepada wartawan.
Selain kasus Sigi, Yaqut Cholil Qoumas juga mengingatkan anggotanya untuk tetap mematuhi aturan protokol kesehatan, terutama pada gawe Pilkada serentak 09 Desember 2020. Ia tidak ingin peristiwa kerumunan massa di Petamburan – Jakarta kembali terulang. Jika ada lagi, mestinya pemerintah dan aparat keamanan tidak perlu takut menegakkan aturan.
“Tidak boleh ada tawar menawar, kita tidak peduli, pemerintah harus tegas. Tidak peduli yang melanggar habaib, yang melanggar kiai, yang melanggar Gubernur, Walikota atau tokoh Ansor, Banser sekalipun. Jika protokol kesehatan dilanggar, kita desak pemerintah tegakkan aturan. Nggak usah takut, ini penting demi keselamatan seluruh bangsa ini, “ tandasnya.
Menurutnya, Indonesia terbentuk dari berbagai kelompok. Jangan sampai ada kelompok tertentu berbuat sewenang-wenang. GP Ansor memandang sikap menghormati satu sama lain, termasuk yang berbeda agama, justru kedepan harus semakin diperkuat. (Musyafa Musa).