Kesulitan Air Dialami Lebih Cepat, Ternyata Ini Sebabnya
Data desa yang mengajukan droping air bersih kepada BPBD Kabupaten Rembang. (Foto atas) Suasana pengiriman bantuan air ke Desa Pranti, Kecamatan Sulang dari Kodim Rembang, Senin (31/08).
Data desa yang mengajukan droping air bersih kepada BPBD Kabupaten Rembang. (Foto atas) Suasana pengiriman bantuan air ke Desa Pranti, Kecamatan Sulang dari Kodim Rembang, Senin (31/08).

Sulang – Kesulitan air bersih akibat bencana kekeringan tahun ini dirasakan lebih cepat, karena persediaan air embung banyak yang diambil petani untuk mengairi tanaman tembakau.

Salah satunya terjadi di Desa Pranti, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang. Seorang warga Desa Pranti, Parmi mengaku sudah mengambil air keluar kampung, seperti ke Dusun Suruh, Desa Seren sejauh 2 kilo meter. Meski sebenarnya merasa sungkan dengan penduduk setempat, namun terpaksa dilakukan, karena terdesak kebutuhan air.

“Ngangsu sampai Dusun Suruh, kadang kita ya takut juga sama warga di sana. Bilangnya, airnya orang Suruh, kenapa kok warga Pranti ikut ambil. Jane ya sungkan, tapi mau gimana lagi, lha wong butuh. Makanya kita ambil air di situ pas siang hari, dikala suasana agak sepi, “ tuturnya.

Parmi menambahkan alternatif lain mengambil air ke sungai Desa Pedak, melalui sumur-sumur resapan. Ia berharap banyak pihak mau membantu droping air, supaya bisa meringankan beban masyarakat.

“Penginnya tiap hari ada bantuan terus mas, biar nggak wara-wiri keluar desa cari air, “ ucap Parmi.

Hari Senin (31 Agustus 2020), jajaran Kodim Rembang menyalurkan bantuan air bersih ke Desa Pranti dan Desa Bogorame, Kecamatan Sulang. Masing-masing desa, menerima 2 tangki air. Komandan Kodim Rembang, Letkol Donan Wahyu Sejati menjelaskan bantuan langsung disambut antusias oleh masyarakat, menunjukkan bahwa warga sangat membutuhkan air bersih.

“Kita perlihatkan bahwa aparat bersama pemerintah peduli. Kesulitan masyarakat, kita atasi bersama-sama. Kedepan bantuan semacam ini masih akan terus berkelanjutan, “ tandas Donan.

Kepala Desa Pranti, Dahlan membenarkan persediaan air di 2 embung sudah habis, karena banyak petani tembakau mengambil air untuk sarana pengairan tanaman. Menurut Dahlan, penanganan jangka pendek, bantuan air sangat diperlukan. Sedangkan solusi jangka panjang, pihaknya ingin memperbanyak cekdam atau membendung sungai, supaya air di musim penghujan tidak langsung mengalir ke laut dan menjadi cadangan ketika musim kemarau tiba.

“Kondisi embung sudah kering, sungai juga kering. Kita andalkan bantuan dari berbagai pihak. Biasanya komunitas-komunitas ikut bantu. Bagi warga kami yang mampu, membeli air dari Desa Kemadu seharga Rp 150 ribu per tangki. Kita sedang merancang cek dam sungai. Pas air banyak di sungai, kita tarik masuk embung, “ terangnya.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, saat ini tidak hanya desa-desa di Kecamatan Sulang saja yang warganya kesulitan air. Namun ada 12 desa lain, tersebar di Kecamatan Kaliori, Lasem, Kragan, Pamotan dan Kecamatan Rembang yang sudah mengajukan droping air bersih ke BPBD. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan