Rembang – Langkah para penyuluh pertanian yang tergabung dalam Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kabupaten Rembang ini cukup bagus. Mereka memborong cabai dari petani, kemudian membagikannya kepada masyarakat secara gratis.
Ketua Perhiptani Kabupaten Rembang, Sutarwi, hari Jum’at (01 Mei 2020) mengatakan harga cabai saat ini anjlok, sehingga membuat petani kebingungan menjual barang. Pihaknya mengandalkan uang iuran dari petugas penyuluh pertanian, untuk membeli cabai dari petani sebanyak 0,5 ton, dengan harga di atas harga tengkulak. Setelah itu, cabai dikemas ke dalam plastik masing-masing 1 kilo gram dan dibagikan kepada warga secara gratis.
“Diantaranya dibagikan ke Desa Mondoteko, Kelurahan Leteh, Sidowayah, Ngotet, Pandean, Ngadem, Turusgede, Tireman dan Padaran, “ bebernya.
Sutarwi berharap dengan cara itu dapat meringankan beban petani, sekaligus bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, pandemi corona berimbas pada turunnya penjualan cabai, setelah banyak warung, restoran dan hotel tutup.
“Tadi cabai kita beli dari petani di Kecamatan Kaliori, Desa Demaan Kecamatan Gunem, dan kelihatannya hari Senin kita mau aksi lagi, “ Imbuhnya.
Sementara itu seorang petani di Desa Ngotet Kecamatan Rembang, Sarmin mengatakan turunya harga cabai merah kriting dan rawit, menimbulkan kerugian, karena antara hasil dengan biaya produksi tidak sebanding.
Menurutnya, harga di tingkat petani saat ini anjlok 50 persen lebih. Harga terakhir di pasaran mencapai Rp. 25.000 per kilogram untuk cabe merah kriting dan cabe rawit, sekarang tinggal menjadi Rp. 4.000 per kilogram.
Dengan adanya bantuan dari DPD Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kabupaten Rembang, Sarmin menganggap setidaknya dapat mengurangi kerugian.
“Alhamdulillah bisa naik sedikit lah, daripada harga yang terlalu anjlok Rp. 4000, kalau dinaikan Rp. 1000 ya cukup lumayan buat tambah-tambah biaya tenaga yang metik cabe,” jelasnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Desty Muryadi mengungkapkan anjloknya harga jual cabai, salah satunya disebabkan luasan lahan tenaman cabai mencapai sekira 250 hektar dan produksi yang melimpah. Akibatnya harga jual turun, kemudian diperparah turunnya daya beli akibat Covid-19, membuat petani kesulitan menjual barang. (Musyafa Musa).