Sumber – Pihak Desa Kedungtulup Kecamatan Sumber mempertanyakan siapa pihak yang bertanggung jawab kalau muncul dampak buruk dalam operasional pipa gas, karena lokasinya berdekatan dengan permukiman penduduk.
Kepala Desa Kedungtulup, Kecamatan Sumber, Tugimin, belum lama ini menyampaikan masalah tersebut. Ia berasalan lokasi pemasangan pipa, baik di jalan kabupaten maupun jalan desa, semuanya di sekitar perumahan penduduk. Meski demikian, Tugimin mendukung program tersebut, karena gas sudah menjadi kebutuhan nasional.
“Yang dilalui pipa ini dekat permukiman. Saya minta tanggung jawabnya sama siapa, kalau ada masalah. Sedangkan soal CSR, kalau ada ya alhamdulilah. Soalnya masyarakat kami juga merasakan kebisingan selama proyek berjalan, “ ujarnya.
Selain Desa Kedungtulup, Desa Jatihadi Kecamatan Sumber juga termasuk kawasan yang dilalui pipa dari depo stasiun gas menuju sumur gas. Perangkat Desa Jatihadi, Markum menyatakan apapun yang menjadi keputusan pemerintah, pihaknya mendukung. Menurut Markum, sejauh ini kondisi kampungnya relatif kondusif, dalam menyikapi proyek gas.
“Lahan depo stasiun gas kebetulan milik warga kami. Memang di media sosial muncul komentar beragam, tapi di desa kami kondusif, nggak ada apa-apa. Kelak jika ada dana CSR, kami dari Desa Jatihadi siap menerima, “ tegas Markum.
Sikap dua desa tersebut agak berbeda dengan Desa Krikilan yang belakangan ini menyuarakan penolakan dilewati pipa gas, apabila depo stasiun gas tidak didirikan di kampung mereka. Investor sudah memutuskan depo stasiun gas tetap berada di Dusun Padas, Desa Jatihadi, Kecamatan Sumber, menempati lahan seluas hampir 1 hektar.
Perwakilan dari investor PT. Super Energy yang membangun depo gas, Ari Gudadi meyakini jika proyek gas berjalan, ekonomi di 3 desa tersebut akan semakin tumbuh, karena banyak efek positif yang ditimbulkan. Ia berharap dapat bekerja sama dengan baik, demi menopang kepentingan nasional.
“Nggak hanya ekonomi 1 desa saja yang tumbuh. Kalau tadi Kedungtulup hanya dilalui pipa saja, nggak seperti itu. Ayo kita kerja sama, yang penting operasional kami nggak merugikan. Kita harus tetap berjalan, demi kepentingan bangsa dan negara, “ tandasnya.
Ari menambahkan proyek gas ini dikerjakan dengan perhitungan keselamatan yang matang. Namun apabila muncul gangguan, pelaksana operasional di lapangan akan cepat mengatasi.
Berdasarkan pantauan Reporter R2B, Minggu siang (19 Januari 2020), pemasangan pipa gas sudah sampai Desa Kedungtulup, Kecamatan Sumber. Setelah itu, baru memasuki Desa Krikilan, sebagai titik sumur gas. (Musyafa Musa).