Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz meminta maaf karena festival perlombaan thong-thong lek, Sabtu malam (01/06) berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika semula berjalan dua malam termasuk babak final, kali ini hanya digelar semalam dan langsung ditentukan juaranya.
Abdul Hafidz ketika memberikan sambutan beralasan pihaknya menyesuaikan dengan situasi kondisi pasca Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden. Kerawanan keamanan menjadi bahan pertimbangan, sehingga waktu festival dipadatkan hanya semalam selesai.
“Thong-thong lek ini menjadi kebudayaan yang harus kita lestarikan. Tahun ini dibikin berbeda, karena kondisi bangsa kita perlu ada antisipasi pasca Pemilu. Maka saya mohon maaf sama masyarakat. Tapi ini semuanya demi kepentingan Kabupaten Rembang dan bangsa kita, “ ujar Hafidz.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Rembang, Dwi Purwanto menjelaskan pagelaran festival thong-thong lek dibiayai oleh anggaran daerah. Namun sayangnya, Dwi Purwanto dalam kesempatan itu tidak memperinci berapa total jumlah dana yang dialokasikan. Dwi hanya menyebutkan hadiah bagi juara I – III dan juara Harapan I – III.
“Festival thong-thong lek dibiayai oleh anggaran APBD Kabupaten Rembang tahun 2019. Diambil 6 juara. Uang pembinaan bagi juara I sejumlah Rp 4 juta, juara II Rp 3 Juta, juara III Rp 2,5 Juta, sedangkan juara harapan mendapatkan masing-masing Rp 1,5 Juta. Bagi peserta yang tidak mendapatkan juara, diberikan uang partisipasi, “ beber Dwi.
Dari 26 group thong-thong lek yang tampil mengikuti pawai dari Perempatan Jaeni sampai Gedung Haji Rembang, akhirnya dewan juri menentukan juara I direbut group Wagu dari Tawangsari Kelurahan Leteh, juara II Gorase Desa Banyudono Kecamatan Kaliori, Juara III Ngangprat dari Waru Lor. Juara Harapan I Group Lapas Lasem, Harapan II Bobota Tawangsari dan juara Harapan III group Pagoda dari Desa Pragu Kecamatan Sulang. Sepanjang lomba, ribuan penonton memadati pinggir jalan yang dilalui para peserta. (Musyafa Musa).