Pancur – Pemilu 17 April menyisakan sejumlah cerita bagaimana caranya supaya pemilih tertarik mencoblos dan tidak jenuh saat antre di tempat pemungutan suara (TPS).
Di TPS 01 Desa Pohlandak, Kecamatan Pancur, dikemas menjadi TPS ala perpustakaan. Di dekat pintu masuk, tersedia rak memajang seratusan buku, untuk bahan bacaan pemilih.
Dwi Prasetyo Nugroho, seorang pemilih menganggap ide unik semacam ini cukup menarik, karena tidak seperti TPS pada umumnya. Daripada melamun saat menunggu antrean nyoblos, ia bisa membaca buku.
“Ini saya buku cerita anak-anak, ya lumayan biar nggak jenuh. Karena kebetulan umumnya pemilih adalah orang-orang dewasa, kelak kalau ada lagi seperti ini, ditambah koran-koran yang banyak berisi berita tentang sepak bola, “ tutur Dwi.
Seorang anggota panitia pemungutan suara (PPS) Desa Pohlandak, Kecamatan Pancur, Shofi Ahmad Husnan mengatakan Pemilu kali ini berlangsung serentak, antara Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden. Jumlah surat suara sebanyak 5 macam, sehingga antrean pemilih menjadi lama. Dengan dibukanya TPS ala perpustakaan, pemilih dapat mengisi waktu kosong sambil membaca buku.
“Apalagi kalau pas pemilih yang antre banyak, ya kasihan kalau bengong saja. Makanya ini ada seratusan buku, diambil dari milik desa dan pinjaman petugas KPPS. Ada tabloid, majalah, buku bacaan dan masih banyak lagi yang lain. Biar pemilih datang, ya mengisi waktu ya dapat tambahan ilmu, “ kata Shofi.
Shofi menambahkan dari total 237 orang pemilih di TPS 01 Desa Pohlandak, kebetulan tingkat partisipasi lumayan tinggi, mencapai 88 %.
Berbeda dengan di Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, sebuah TPS menerapkan topik pesta pernikahan. Berbagai macam pernak-pernik ala mempelai pengantin, mewarnai setiap sudut TPS. (Musyafa Musa).