PDAM Ungkap Penyebab Air Macet, Pelanggan Numpang Mandi Ke SPBU
Seorang pelanggan PDAM di Kota Rembang menunjukkan bak kamar mandinya kosong, Jum’at (01/02).
Seorang pelanggan PDAM di Kota Rembang menunjukkan bak kamar mandinya kosong, Jum’at (01/02).

Rembang – Anda yang berada di Kecamatan Rembang Kota dan kecamatan Lasem mungkin dalam beberapa hari terakhir ini dibuat pusing, karena air PDAM macet. Tidak hanya rumah pelanggan, bahkan kantor PDAM di dekat Perempatan Galonan, Rembang pun, kondisinya mengalami krisis air. Lalu apa yang menjadi pemicunya ?

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Rembang, Muhammad Affan mengatakan distribusi terganggu, karena pipa utama jalur air pecah di sejumlah titik. Setelah diperbaiki, kemudian pecah lagi.

Pipa pecah terjadi di Desa Karas Kecamatan Sedan sebanyak 4 kali, kemudian di jalur antara Koramil Pamotan sampai Desa Japerejo juga ada 4 titik. Pipa pecah diduga lantaran pengaruh pergerakan tanah, akibat efek perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan.

“Jadi yang pecah ini pipa utama. Tidak hanya yang dari sumber air Sale, tapi juga dari sumber air Pamotan. Diperbaiki, gitu lagi. Ada yang di titik sama, ada pula di titik berbeda. Sudah 5 hari terakhir ini, kita fokus melakukan perbaikan, “ bebernya.

Muhammad Affan menambahkan untuk sumber air dari Kecamatan Sale, dipasok ke pelanggan, salah satunya di wilayah Rembang bagian utara dan Kecamatan Lasem. Sedangkan sumber air Mudal Pamotan didistribusikan ke area Kota Rembang bagian selatan. Termasuk kantor PDAM di Jl. Pemuda, pojok perempatan Galonan Rembang turut menerima pasokan dari sumber Mudal, Pamotan.

Sampai Jum’at siang (01 Februari 2019) belum mendapatkan suplai. Menurutnya, kalau kondisi pipa sudah normal, air akan langsung dialirkan. Sampai ke titik rumah pelanggan terjauh, secara umum perkiraan membutuhkan waktu 5 hari.

“Kalau yang dipasok dari sumber air di Sale, ini sebagian sudah normal pasokannya mas. Yang paling parah di Kecamatan Lasem, jadi kondisi pipa sudah terlanjur kosong. Lha kapan normalnya, kita selesaikan perbaikan dan pipa harus dipenuhi air dulu, “ imbuh Affan.

Macetnya air PDAM ini mengakibatkan pelanggan harus menempuh alternatif lain, karena tidak memiliki tandon persediaan yang cukup. Ada yang “ngangsu” ke sumur terdekat, kemudian menumpang mandi di rumah saudara, bahkan ada yang terpaksa mandi ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

“Cucian di rumah numpuk nggak masalah, sambil nunggu air lancar. Kalau mandi kan harus. Saya tadi bayar Rp 5 ribu, mandi ke SPBU, sebelum masuk kantor, “ tutur Umi, seorang pelanggan PDAM di Perumahan Permata Hijau Ngotet, Rembang. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan